Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani mengatakan, jika penurunan harga batubara masih terus berlanjut di tahun mendatang, PT Adaro Indonesia perlu melakukan sejumlah strategi seperti diversifikasi usaha.


Salah satunya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan usaha peternakan sapi sebagai antisipasi meminimalkan adanya pemutusan hubungan kerja di kalangan pekerja tambang, ungkap Anang dalam acara silaturahmi dengan Forum HRD Adaro dan Mitra Kerja, Kamis.

"Keberlangsungan operasional PT Adaro Indonesia, sangat berpengaruh dan berdampak besar terhadap beragam aspek kehidupan masyarakat Tabalong karena itu dalam kondisi perekonomian yang masih lesu saat ini, penting untuk terus menjaga kondusifitas yang telah terbangun dengan apik di Tabalong," katanya.

Anang mengungkapkan berkaca pada sejumlah daerah penghasil batubara yang saat ini sedang mengalami penurunan, Pemkab Tabalong patut bersyukur karena persoalan serupa masih diatasi.

Pemerintah daerah juga menyiapkan langkah agar iklim investasi di Tabalong tetap terjaga, di tengah lesunya perekonomian saat ini, seperti pengurusan perijinan satu atap untuk mempercepat usaha.

Kabupaten dengan julukan `Bumi Saraba Kawa` ini akan menjadi pilihan investasi berikutnya setelah Kota Banjarmasn karena itu perlu upaya mempertahankan iklim investasi yang kondusif.

Secara faktual, diakui External Relations Division Head PT Adaro Indonesia, Rizki Dartaman, penurunan harga jual batubara yang cukup signifikan setiap tahunnya berdampak terhadap operasional perusahaan.

"Saya kira tidak ada yang bisa memprediksi kapan perbaikan harga batubara ini berlangsung, namun Adaro menyadari bahwa kebijakan untuk merumahkan karyawan, bukanlah pilihan, untuk menghindari hal tersebut, Adaro telah menyiapkan sejumlah strategi, diantaranya efesiensi terhadap pengelolaan anggaran," kata Rizki.

Selain pengetatan anggaran, Rizki mengatakan, Adaro juga berupaya memaksimalkan cadangan batubara yang ada, guna menyongsong realisasi program listrik 35 ribu MW yang sudah dicanangkan pemerintah.

Secara matematis, jika mega proyek 35 ribu MW terlaksana, maka diperlukan suplai batubara sebanyak 350 ribu ton untuk PLTU.

"Dengan keperluan batubara berkalori 4000, Adaro memproyeksi bakal memasok sebanyak 70 ribu ton, sehingga serapan batubara kita bisa terus berkesinambungan," terangnya.

Hal senada juga disampaikan Human Resource Department Head PT Adaro Indonesia, Endang Daris, persoalan yang menerpa industri pertambangan saat ini, harus disikapi sebaik mungkin, agar dampaknya tak menyebar hingga menyebabkan ekses sosial yang bersifat negatif.

Melalui forum HRD yang digagas untuk menjembatani suara karyawan dan kepentingan perusahaan, kata Endang, harmonisasi hubungan industrial bisa dipertahankan.

Dengan terjaganya saluran komunikasi yang apik, baik karyawan maupun perusahaan bisa saling memahami kondisi yang sedang terjadi

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015