Kotabaru,  (Antaranews Kalsel) - Puluhan unit alat tangkap ikan berupa bagan di perairan Kotabaru, Kalimantan Selatan, ambruk setelah diterjang gelombang tinggi.

"Saat itu tinggi gelombang laut sekitar 1,5 meter-2 meter yang menyebabkan bagan-bagan kami ambruk," kata seorang juragan bagan di Desa Sarangtiung, H Ranja, di Kotabaru, Rabu.

Dalam peristiwa tersebut, Ranja mengaku, sekitar enam unit bagan miliknya yang baru saja dibangun ambruk ke dasar laut, sebagian masih dalam posisi miring.

Menurut dia, bagan yang sudah ambruk ke dasar laut akan sulit ditarik untuk ditegakkan kembali agar bisa digunakan untuk menangkap ikan, karena puluhan tiang itu sudah terikat satu dengan yang lainnya.

Ranja mengaku, biaya untuk membangun satu unit bagan menghabiskan dana sekitar Rp20 juta, dana tersebut untuk membeli tiang bagan dari batang lontar atau kayu laut, membeli jaring dan yang lainnya.

Hal yang sama juga dialami oleh keluarga A Qomaruddin, sejumlah bagan yang sudah dibangun di tengah laut ambruk diterjang gelombang tinggi dalam sepekan terakhir.

"Gelombang tinggi disertai angin kencang melanda Perairan Sarangtiung dan sekitarnya. Dan bahkan musim seperti ini masih akan terjadi hingga September," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut nelayan tidak berani melaut, khawatir mereka diterjang gelombang dan bagannya roboh.

"Untung gelombang tinggi dan angin kencang terjadi pada siang hari, di mana nelayan sudah pulang ke rumah masing-masing," terang dia.

Dia menjelaskan, nelayan menangkap ikan dengan menggunakan alat bagan hanya terjadi pada malam hari, yakni, mulai pukul 17.00 wita-06.00 Wita.

Dengan ambruknya bagan-bagan tersebut, nelayan di Kotabaru menderita kerugian puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Musibah ambruknya bagan hampir terjadi setiap tahuin di Kotabaru, terutama saat angin tenggara bagi nelayan di wilayah utara dan angin barat bagi nelayan di wilayah selatan.

Mereka berharap, pemerintah mempunyai solusi khususnya ada cara lain untuk membangun bagan agar tidak mudah ambruk akibat gelombang dan angin kencang.

Kepala Dinas Perikanan Talib hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait keinginan nelayan Kotabaru.

Pewarta: Iman Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015