Kupang, (Antaranews Kalsel) - Asosiasi Wisata Sail Indonesia (Aswindo) perwakilan NTT menilai pelaksanaan "Sail" yang digelar hampir setiap tahun ini membuka kesempatan bagi sejumlah "Sailor" untuk memperkenalkan daerah wisata NTT ke negara lain.
"Dengan adanya 'Sail Indonesia' ini pariwisata Indonesia, khususnya di NTT diharapkan bisa diperkenalkan oleh para 'Sailor' itu ketika kembali ke negaranya masing-masing," kata Ketua Aswindo perwakilan NTT Hermanus Man kepada Antara di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan, NTT sebagai Provinsi kepulauan merupakan daerah yang memiliki potensi wisata yang sangat banyak. Dan dengan potensi pariwisata yang begitu beragam ini, Sail Indonesia menjadi salah satu bagian dari mempromosikan kawasan wisata NTT.
Namun, sayangnya sampai saat ini hanya Kabupaten Alor dan Kota Kupang saja yang bersedia bergabung menjadi anggota dari Aswindo.
"Padahal ini merupakan kesempatan setiap kabupaten untuk memperkenalkan wisata NTT. Kalau setiap kabupaten mau untuk bergabung menjadi anggota Aswindo." ujarnya.
Lebih lanjut pria yang juga Wakil Wali Kota Kupang ini juga mengatakan, keberadaan Sail Indonesia ini, jika dilihat dari segi ekonominya tidak terlalu berdampak. Karena secara umum para "Sailor" tersebut tidak menginap atau menggunakan hotel tempat untuk beristirahat.
"Mereka lebih banyak menginap di dalam kapalnynya, bukan di hotel. Sehingga pemasukan bagi hotel-hotel di Kupang tidak ada. Namun, jika dilihat dari sisi pembelian kuliner, hasil-hasil kerajinan tangan mungkin memberikan pemasukan yang lumayan," tuturnya.
Selama satu pekan di Kupang dan dua hari di Alor, menurut Hermanus para "sailor" tersebut merasa sangat puas dan disambut dengan ramah oleh masyarakat di NTT.
"Keramahan kita, kebudayaan kita harus selalu ditunjukan agar mereka (peserta Sail Indonesia) tahu kalau NTT adalah provinsi yang memiliki masyarakat yang ramah, destinasi wisata yang bagus, serta kebudayaan-kebudayaannya beragam," ucapnya.
Sementara itu Mario, salah seorang pedagang jagung bakar di pantai Teddy's lokasi yang menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar milik "Sailor" menilai keberadaan wisatawan mancanegara saat dilaksanakannya Sail Indonesia tersebut cukup memberikan dampak positif bagi dagangannya.
"Kalau hari-hari sebelum adanya kegiatan tersebut, dalam sehari hanya mendapat keuntungan sebesar Rp50 ribu sampai dengan Rp100 ribu. Tetapi dalam seminggu kegiatan 'Sail Indonesia' dalam sehari bisa mencapai Rp200 ribu," ungkapnya.
Ia mengaharapkan kegiatan seperti itu terus dilakukan, karena selain membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, Pemda juga akan di untungkan dengan kehadiaran wisatawan di Kupang./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Dengan adanya 'Sail Indonesia' ini pariwisata Indonesia, khususnya di NTT diharapkan bisa diperkenalkan oleh para 'Sailor' itu ketika kembali ke negaranya masing-masing," kata Ketua Aswindo perwakilan NTT Hermanus Man kepada Antara di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan, NTT sebagai Provinsi kepulauan merupakan daerah yang memiliki potensi wisata yang sangat banyak. Dan dengan potensi pariwisata yang begitu beragam ini, Sail Indonesia menjadi salah satu bagian dari mempromosikan kawasan wisata NTT.
Namun, sayangnya sampai saat ini hanya Kabupaten Alor dan Kota Kupang saja yang bersedia bergabung menjadi anggota dari Aswindo.
"Padahal ini merupakan kesempatan setiap kabupaten untuk memperkenalkan wisata NTT. Kalau setiap kabupaten mau untuk bergabung menjadi anggota Aswindo." ujarnya.
Lebih lanjut pria yang juga Wakil Wali Kota Kupang ini juga mengatakan, keberadaan Sail Indonesia ini, jika dilihat dari segi ekonominya tidak terlalu berdampak. Karena secara umum para "Sailor" tersebut tidak menginap atau menggunakan hotel tempat untuk beristirahat.
"Mereka lebih banyak menginap di dalam kapalnynya, bukan di hotel. Sehingga pemasukan bagi hotel-hotel di Kupang tidak ada. Namun, jika dilihat dari sisi pembelian kuliner, hasil-hasil kerajinan tangan mungkin memberikan pemasukan yang lumayan," tuturnya.
Selama satu pekan di Kupang dan dua hari di Alor, menurut Hermanus para "sailor" tersebut merasa sangat puas dan disambut dengan ramah oleh masyarakat di NTT.
"Keramahan kita, kebudayaan kita harus selalu ditunjukan agar mereka (peserta Sail Indonesia) tahu kalau NTT adalah provinsi yang memiliki masyarakat yang ramah, destinasi wisata yang bagus, serta kebudayaan-kebudayaannya beragam," ucapnya.
Sementara itu Mario, salah seorang pedagang jagung bakar di pantai Teddy's lokasi yang menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar milik "Sailor" menilai keberadaan wisatawan mancanegara saat dilaksanakannya Sail Indonesia tersebut cukup memberikan dampak positif bagi dagangannya.
"Kalau hari-hari sebelum adanya kegiatan tersebut, dalam sehari hanya mendapat keuntungan sebesar Rp50 ribu sampai dengan Rp100 ribu. Tetapi dalam seminggu kegiatan 'Sail Indonesia' dalam sehari bisa mencapai Rp200 ribu," ungkapnya.
Ia mengaharapkan kegiatan seperti itu terus dilakukan, karena selain membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, Pemda juga akan di untungkan dengan kehadiaran wisatawan di Kupang./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015