Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pendapatan petani kelapa sawit di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, pada dua bulan terakhir turun drastis akibat harga dan hasil tandan buah segar berkurang.


Seorang petani kelapa sawit di Kelumpang Hulu, Kotabaru, Mustaqim, Rabu mengatakan, hasil tandan buah segar (TBS) dari semua kebun yang dikelola dalam empat kali panen turun hampir 50 persen dari kondisi normal.

"Biasanya kebun seluas 6 hektare yang mulai buah pasir bisa menghasilkan kisaran 2 ton-3 ton setiap panen (15 hari), kini turun hanya kisaran 1 ton-1,5 ton per panen," katanya.

Selain hasil TBS-nya turun, harga TBS di tingkat tengkulak juga turun, dari Rp1.250-Rp1.350 per kilogram menjadi Rp1.200-Rp1.250 per kilogram.

Kondisi tersebut, kata petani kelapa sawit asal Jawa Timur itu mengakibatkan, pendapatan petani turun drastis.

"Menyikapi berkurangnya pendapatan tersebut, kami harus mengurangi biaya perawatan, terutama untuk pembersihan gulma di lahan kelapa sawit," ujar Abu Bakar yang juga petani sawit.

Menurut Abu Bakar, turunnya pendapatan bagi petani kelapa sawit di Kotabaru dalam setiap tahun, hampir dapat dipastikan terjadi terutama saat hasil TBS kurang dan harganya turun.

"Dalam satu tahun, buah sawit tidak selalu menghasilkan TBS yang cukup banyak, terkadang enam bulan hasilnya cukup banyak, terkadang berkurang," paparnya.

Turunya hasil panen TBS bukan hanya terjadi pada tanaman yang baru buah pasir (belajar berbuah), tetapi juga terjadi pada tanaman yang sudah berumur di atas tujuh sampai 10 tahun.

Siti seorang petani kelapa sawit dengan pola plasma juga mengaku bahwa pendapatan bagi hasil dari Koperasi Gajah Mada yang mengelola kebun plasma sebulan terakhir turun drastis.

"Tidak menentu, bulan lalu pendapatan kebun kami ada yang di tas Rp1,5 juta, tetapi bulan berikutnya turun menjadi kurang dari satu juta rupiah per hektare," katanya.
   

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015