Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin menyesalkan peresmian Jembatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola) tak memaksimalkan "event organizer" atau EO lokal.

Wakil rakyat yang akrab dengan sapaan Bang Dhin menyatakan itu melalui WA-nya, Senin (18/10) malam sehubungan kabar untuk peresmian Jembatan Alalak, Batola memakai jasa EO dari luar Kalsel.

"Padahal, di Banua sendiri tak kurang sumber daya lokal yang bisa menangani kegiatan berskala nasional," ujar politikus muda tersebut.

Antusias warga Banjarmasin dan Batola menyambut peresmian Jembatan Alalak oleh Presiden Joko Widodo yang direncanakan 21 Oktober 2021, mulai menimbulkan kekecewaan seperti persiapannya menuai tanya.

Mendengar informasi itu, menurut Bang Dhin hal tersebut tentu membikin sesak pelaku industri EO di daerah/lokal. 

"Ada kekecewaan itu, wajar lah. Kalau ada yang mampu menangani dari sumber daya lokal, mengapa harus EO luar," ucapnya.

Kenyataannya, tambah Wakil Ketua Kadin Kalsel tersebut, di Banua ada EO yang biasa menangani untuk acara level nasional atau Presiden, terbukti beberapa kali, saat PresidenJokowi ke Kalsel menggunakan EO lokal.

"Namun, kenapa dalam peresmian Jembatan Alalak, jembatan baru kebanggaan warga Banua tersebut, EO lokal tak dimaksimalkan," ucapnya dengan nada tanya.
Jembatan Alalak Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan siap diresmikan (Istimewa)

Semestinya, lanjut dia, jika pun memakai EO luar, tetaplah melibatkan EO lokal. "Jika tidak, ini kan tak sesuai dengan semangat Presiden RI untuk meningkatkan industri kreatif lokal," cetusnya.

"Kita memahami, pembangunan Jembatan Alalak tersebut memang program dan proyek pusat. Termasuk anggarannya. Namun, mestinya juga harus melibatkan peran serta daerah. "Sehingga kesan sentralitasnya menjadi hilang," demikian Bang Dhin.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021