Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) -Dinas Pertanian Kalimantan Selatan Fathurrahman mengatakan kemarau panjang yang melanda 13 kabupaten dan kota di Kalimantan selatan justru mampu meningkatkan produktivitas padi petani.


Menurut Fathur di Banjarmasin, Rabu, kemarau yang terjadi tahun ini membuat lahan pertanian di beberapa kabupaten berupa lahan rawa menjadi kering.

Kondisi tersebut, tambah dia, sangat menguntungkan petani, karena pada saat ini justru mereka bisa tanam padi dengan luas lahan yang lebih banyak.

"Kemarau ini, justru mampu meningkatkan produktivitas padi, karena lahan yang bisa dimanfaatkan masyarakat lebih luas," katanya.

Menurut dia, luas tanam sampai minggu ketiga Juli 2015, tercatat sebagai luasan terbanyak selama musim tanam tahun ini, yakni mencapai 55.000 hektar, biasanya berkisar 40.000 sampai 45.000 hektar saja.

Akibat kemarau ini, tambah dia, lahan-lahan lebak yang banyak terdapat di Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara, justru bisa dimanfaatkan petani karena airnya surut atau kering.

Sedangkan, kawasan pertanian yang mengalami gagal panen, terbilang sangat sedikit. "Gagal panen ada, tapi sangat sedikit," katanya.

Kekeringan diperkirakan akan berlangsung hingga awal Oktober di Wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kekeringan atau kemarau yang terjadi di Indonesia tahun ini diikuti fenomena El Nino. Akibatnya, kemarau terasa lebih kering dan awal musim hujan mundur.

Kepala Daerah Operasi II Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan BKSDA Kalimantan Selatan Zulkarnain mengatakan sungai-sungai kecil di provinsi ini mulai kering sehingga mengancam pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat.

Menurut Zulkarnaen, dari hasil pemantauan yang dilakukan pihaknya di beberapa daerah seperti di daerah Kintap Puri, sungainya juga mulai kering.

"Saat ini masyarakat hanya mengandalkan sungai-sungai besar, yang debit airnya juga mulai berkurang," katanya.

Menurut dia, kondisi tersebut terjadi akibat dampak El Nino yang kini melanda Kalimantan Selatan dengan kategori sedang.

Dibanding 2014, kata dia, cuaca di Kalsel saat ini jauh lebih ekstrem. Tahun lalu El Nino yang melanda daerah ini masuk kategori sedang, sedangkan pada tahun sebelumnya masuk kategori lemah.

  "Tahun ini masyarakat harus benar-benar waspada karena pada tahun 2014, dampak El Nino lemah saja, kebakaran lahan di Kalsel mencapai lebih dari 3.000 hektare. Dengan kondisi cuaca yang panas ini, berarti kewaspadaan harus ditingkatkan," katanya.    

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015