Yogyakarta, (Antaranews Kalsel) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menilai pembangunan bandar udara internasional baru di Yogyakarta merupakan kunci untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah itu.
"Kuncinya ya pembangunan bandar udara internasional," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Imam Patandi di Yogyakarta, Selasa.
Imam mengatakan, dengan kondisi Bandara Adisutjipto seperti saat ini, banyak pesawat besar pengangkut calon wisatawan batal mendarat ke Yogyakarta karena kapasitas bandara yang terbatas. Dengan minimnya daya tampung bandara, banyak jalur penerbangan yang dibatasi.
Menurut dia, hingga saat ini rata-rata wisatawan mancanegara yang melakukan penerbangan langsung ke Yogyakarta hanya 3,33 persen. Selebihnya, merupakan wisatawan yang sebelumnya telah melakukan aktivitas wisata di Bali dan Jakarta.
"Wisatawan mancanegara yang berangkat dari Jakarta, baru melakukan perjalanan ke Yogyakarta mencapai 33,3 persen," kata Imam yang merupakan mantan kepala bidang kerja sama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) DIY itu.
Oleh sebab itu, ujar dia, pembangunan bandara internasional baru di DIY merupakan suatu kebutuhan mendasar yang harus segera terealisasi, terlepas lokasinya di Kabupaten Kulon Progo atau wilayah lainnya.
Ia menilai, kualitas pariwisata di DIY pada dasarnya tidak kalah jauh dibandingkan dengan wisata di Jakarta dan Bali, sehingga seharusnya memiliki tingkat kunjungan yang tidak jauh berbeda. "Bukan kualitas wisatanya yang bermasalah, namun kapasitas infrastrukturnya yang memang belum mendukung," kata dia.
Dispar DIY telah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2015 meningkat 10 persen dibanding 2014 yang mencapai 254.213 orang./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Kuncinya ya pembangunan bandar udara internasional," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Imam Patandi di Yogyakarta, Selasa.
Imam mengatakan, dengan kondisi Bandara Adisutjipto seperti saat ini, banyak pesawat besar pengangkut calon wisatawan batal mendarat ke Yogyakarta karena kapasitas bandara yang terbatas. Dengan minimnya daya tampung bandara, banyak jalur penerbangan yang dibatasi.
Menurut dia, hingga saat ini rata-rata wisatawan mancanegara yang melakukan penerbangan langsung ke Yogyakarta hanya 3,33 persen. Selebihnya, merupakan wisatawan yang sebelumnya telah melakukan aktivitas wisata di Bali dan Jakarta.
"Wisatawan mancanegara yang berangkat dari Jakarta, baru melakukan perjalanan ke Yogyakarta mencapai 33,3 persen," kata Imam yang merupakan mantan kepala bidang kerja sama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) DIY itu.
Oleh sebab itu, ujar dia, pembangunan bandara internasional baru di DIY merupakan suatu kebutuhan mendasar yang harus segera terealisasi, terlepas lokasinya di Kabupaten Kulon Progo atau wilayah lainnya.
Ia menilai, kualitas pariwisata di DIY pada dasarnya tidak kalah jauh dibandingkan dengan wisata di Jakarta dan Bali, sehingga seharusnya memiliki tingkat kunjungan yang tidak jauh berbeda. "Bukan kualitas wisatanya yang bermasalah, namun kapasitas infrastrukturnya yang memang belum mendukung," kata dia.
Dispar DIY telah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2015 meningkat 10 persen dibanding 2014 yang mencapai 254.213 orang./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015