Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan fokus menurunkan angka stunting antara lain dengan terus berupaya meningkatkan gizi keluarga melalui program pengembangan sektor pangan dan kesehatan.

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor di Banjarmsin, Senin mengatakan, penurunan angka stunting anak menjadi salah satu program prioritas di tengah pandemi COVID-19.

"Meski dihadapkan pada pandemi COVID-19, kami tetap bekerja keras dalam menangani sektor pembangunan prioritas, termasuk upaya pengurangan angka stunting anak ," kata Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.

Beberapa upaya percepatan penanggulangan stunting tersebut di antaranya melakukan monev surveilans gizi melalui aplikasi EPPGBM dan monev evaluasi kinerja kabupaten kota oleh tim konvergensi percepatan penanggulangan stunting (KP2S) Provinsi.

Sistem aplikasi online pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) merupakan pemenuhan informasi status gizi berdasarkan individu.

Selain itu, menindaklanjuti tahapan aksi integrasi konvergensi yang dilakukan kabupaten kota, meningkatkan kapasitas petugas di tingkat puskesmas dan jajarannya, hingga pemantapan kinerja KP2S kabupaten kota.

Sebelumnya, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Hari Nur Cahya Murni mengatakan, Provinsi Kalimantan Selatan potensial untuk segera menurunkan angka stunting.

Pasalnya, pasokan ikan di Kalsel melimpah, terutama jenis ikan sungai atau air tawar.

"Bahan makanan tersebut kaya akan nutrisi yang mampu cegah stunting pada anak," katanya.

Menurut dia, mengacu pada Perpres Nomor 72 Tahun 2021, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Kondisi tersebut ditandai dengan tinggi badan di bawah standar sebagaimana ditetapkan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Menurut dia, terdapat 30 provinsi yang prevalensi stuntingnya di atas toleransi WHO, yaitu 20 persen.

 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021