Amuntai,  (Antaranews Kalsel) - Pengelolaan saluran irigasi Polder Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimanan Seleatan, belum maksimal kareka baru fokus pada pengelolaan pintu masuk dan pintu pembuangan air.


Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Ilham Hadi di Amuntai, Kamis mengatakan, potensi Polder Alabio yang mampu mengairi sekitar enam ribu hektar lahan persawahan cukup besar, seingga perlu upaya mengoptimalkan pengaturan air dalam kawasan polder.

Menurut dia, saat ini pemerintah daerah mulai memperhatikan pengelolaan air dalam polder untuk mengoptimalkan lahan.

"Jadi keberadaan air di lahan Polder sendiri yang kita atur agar petani bisa tanam dua hingga tiga kali dalam satu tahun mengingat tingkat kedalaman lahan lebak di lahan Polder cukup bervariasi, lahan dangkal, menengah dan dalam," kata Ilham Hadi.

Menurut Ilham, dua masalah pokok bidang pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) adalah pengelolaan pengairan dan pembibitan.

Hampir 90 persen bibit yang digunakan petani adalah bibit unggul padi, namun aspek pengelolaan air yang belum optimal menyebabkan hasil yang didapatkan juga belum maksimal.

Ilham mengatakan, selama ini pengaturan air di kawasan Polder Alabio seolah hanya fokus pada pintu pemasukan dan pintu pembuangan air, sedangkan pengaturan air dalam polder kurang diperhatikan.

Padahal, kata Ilham, tingkat kedalaman lahan lebak di dalam kawasan Polder cukup bervariasi di mana air yang sudah masuk ke kawasan ini tidak bisa keluar sehingga bisa diatur.

Ia memaparkan, jika air di lahan lebak yang dalam bisa dialirkan ke lahan dangkal, maka masa tanam padi bisa diatur hingga tiga kali tanam dalam setahun.

Agar air dalam Polder bisa diatur, diperlukan pemetaan kedalaman lebak agar lebih mudah untuk pembuatan tanggul-tanggul pengatur air.

Ia mengistilahkan proyek ini sebagai pembuatan polder mini di dalam kawasan polder Alabio. Untuk pengembangan proyek ini pemerintah daerah mendapat masukan dari para peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan dari Kementerian Pertanian.

Peneliti senior Bambang Prastowo mengatakan, perlu organisasi dan tenaga terampil untuk mengelola air dalam Polder Alabio, sehingga lahan bisa optimal dimanfaatkan.

Pengelolaan air dalam Polder, katanya juga bisa untuk budidaya perikanan sehingga menambah pendapatan petani.

"Karena air dalam Polder tidak bisa keluar maka baik pula untuk usaha perikanan," kata Bambang.

Bambang berharap keberadaan kelompok tani dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) bisa disinergikan untuk mengelola polder mini tersebut.

"Tinggal bagaimana pemerintah daerah meningkatkan keterampilan dan pembinaan kelompok tani dan P3A ini agar bisa mengelola air dalam polder," tandasnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015