Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PHL KLHK) Agus Justianto menegaskan bahwa KLHK akan terus melanjutkan kebijakan pemulihan nasional salah satunya dengan meningkatkan peran dan akses masyarakat ke agroforestri.
"Ke depan tentunya pemerintah dalam hal ini KLHK melanjutkan kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan dengan menjaga produktivitas dan keberlangsungan usaha," kata dia dalam konferensi pers KLHK dipantau virtual dari Jakarta pada Jumat.
Beberapa langkah itu seperti penguatan insentif kebijakan fiskal dan percepatan implementasi UU Cipta Kerja dan turunannya seperti penerapan multiusaha kehutanan untuk optimalisasi sumber daya hutan dan diversifikasi produk.
"Kita juga ingin meningkatkan peran dan akses masyarakat terutama terhadap sumber daya hutan yang berbasis agroforestri," tegasnya.
Langkah peningkatan itu dilakukan juga dalam rangka peningkatan produktivitas hutan melalui kegiatan perhutanan sosial seperti lewat Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan kemitraan yang dapat mendukung industri pengolahan hasil hutan dan industri lainnya.
Dia juga menegaskan KLHK akan meningkatkan pelayanan pemanfaatan hutan berbasis digital yang terintegrasi mulai dari perencanaan hingga ekspor melalui penguatan Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
Dalam konferensi pers tersebut, dia juga memaparkan kontribusi sektor kehutanan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Agus menjelaskan bahwa terjadi peningkatan produksi kayu bulat, kayu olahan dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada kuartal II-20221 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi kayu bulat hutan alam dan hutan tanaman pada kuartal II-2021 sekitar 12,8 juta meter kubik atau naik 10,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar 11,56 juta meter kubik.
Untuk produksi kayu olahan kuartal I-2021 mengalami peningkatan 5,94 persen dibandingkan 2020 dan kuartal II-2021 relatif sama dengan tahun lalu
Nilai ekspor produk kehutanan pada kuartal I dan II-2021 secara akumulatif meningkat 70,33 persen. Pertumbuhan HHBK pada kuartal I dan II tahun 2021 secara akumulasi meningkat 47,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Ke depan tentunya pemerintah dalam hal ini KLHK melanjutkan kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan dengan menjaga produktivitas dan keberlangsungan usaha," kata dia dalam konferensi pers KLHK dipantau virtual dari Jakarta pada Jumat.
Beberapa langkah itu seperti penguatan insentif kebijakan fiskal dan percepatan implementasi UU Cipta Kerja dan turunannya seperti penerapan multiusaha kehutanan untuk optimalisasi sumber daya hutan dan diversifikasi produk.
"Kita juga ingin meningkatkan peran dan akses masyarakat terutama terhadap sumber daya hutan yang berbasis agroforestri," tegasnya.
Langkah peningkatan itu dilakukan juga dalam rangka peningkatan produktivitas hutan melalui kegiatan perhutanan sosial seperti lewat Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan kemitraan yang dapat mendukung industri pengolahan hasil hutan dan industri lainnya.
Dia juga menegaskan KLHK akan meningkatkan pelayanan pemanfaatan hutan berbasis digital yang terintegrasi mulai dari perencanaan hingga ekspor melalui penguatan Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
Dalam konferensi pers tersebut, dia juga memaparkan kontribusi sektor kehutanan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Agus menjelaskan bahwa terjadi peningkatan produksi kayu bulat, kayu olahan dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada kuartal II-20221 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi kayu bulat hutan alam dan hutan tanaman pada kuartal II-2021 sekitar 12,8 juta meter kubik atau naik 10,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar 11,56 juta meter kubik.
Untuk produksi kayu olahan kuartal I-2021 mengalami peningkatan 5,94 persen dibandingkan 2020 dan kuartal II-2021 relatif sama dengan tahun lalu
Nilai ekspor produk kehutanan pada kuartal I dan II-2021 secara akumulatif meningkat 70,33 persen. Pertumbuhan HHBK pada kuartal I dan II tahun 2021 secara akumulasi meningkat 47,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021