Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (PSPD FK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin melalui kegiatan pengabdian masyarakat menjawab permasalahan COVID-19.

"Jawaban tersebut dengan menggelar kegiatan Webinar menghadirkan para pakar kesehatan," ujar Ketua Unit Pendidikan PSPD FK ULM Dr dr Triawanti MKes melalui WA-nya, Senin.

Kegiatan tersebut mengingat banyak pertanyaan dan informasi yang beredar di masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait vaksin COVID-19, sehingga PSPD FK ULM merasa terpanggil untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.

"Bertolak dari pertanyaan itu, Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin menggelar Webinar terkait COVID-19," ujarnya kepada Antara Kalsel.

Webinar yang bertajuk "Sesudah Vaksin COVID-19, Amankah Saya?" pada 31 Juli lalu itu sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dari FK Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam), lanjutnya.

Pasalnya sebagaimana Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK ULM dr Istiana MKes dalam sambutan saat pembukaan Webinar, bahwa masalah COVID-19 tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga akademisi perguruan tinggi dan seluruh masyarakat.

"Dengan keterlibatan atau tanggung jawab semua pihak, sehingga kita dapat segera keluar dari pandemi COVID-19," ujar Triawanti mengutip Wakil Dekan FK ULM tersebut.

"Kegiatan kali ini merupakan yang kedua dalam rangkaian Webinar Pengabdian Masyarakat PSPD FK ULM setelah minggu lalu melakukan hal serupa dengan topik masih seputar vaksin COVID-19 yaitu “Amankah Vaksin COVID-19 bagi Individu Berisiko?” tambahnya.

Pada kegiatan webinar pengabdian masyarakat seri kedua (31/7) menampilkan para pakar di bidangnya yaitu "Imunitas Setelah Vaksin Covid-19" oleh dr. Rahmiati, M.Kes, Sp.MK, dan "Gejala Yang Timbul Setelah Vaksin Covid-19 & Cara Mengatasinya" oleh Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K).

Selain itu, "Penguatan Nutrisi Setelah Vaksin Covid-19" oleh Dr. dr. Triawanti, M.Kes, "Prokes
Setelah Vaksin Covid-19" oleh dr. Farida Heriyani M.P.H,  dan "Olahraga Setelah Vaksin Covid-19" oleh Dr. dr. Siti Kaidah, M.Sc.

Menurut dr. Rahmiati, M.Kes, saat ini cakupan vaksin COVID-19 di Indonesia baru mencapai 46.805.993 orang (22,47 persen) untuk vaksin ke-1 dan 20.146.421 orang (9,67 persen) untuk vaksin ke-2 dari target 208.265.720 orang yang harus divaksin.

Angka tersebut, menurut dia, menunjukkan masih jauh dari target untuk mencapai "Herd Immunity" yaitu sebesar 70 persen.

Ia menyatakan, vasinasi tidak membuat seseorang menjadi terhindar dari terkena COVID-19, tetapi hal itu bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai herd immunity, memperkuat sistem Kesehatan masyarakat dan menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak social ekonomi.

"Jadi orang yang sudah vaksin masih mungkin tertular jika tidak melaksanakan protokol kesehatan (Prokes), akan tetapi dapat menurunkan risiko kematian," jelas dr rahmiati fengan gamblang.

Dr dr Edi Hartoyo menegaskan, bahwa setelah
vaksinasi wajar jika muncul gejala demam, karena hal itu merupakan reaksi terhadap masuknya virus yang sudah dilemahkan dalam tubuh seseorang.

"Hampir 10 persen orang yang divaksin mengeluhkan sakit kepala, demam, lemas dan nyeri pada tempat bekas suntikan,” jelasnya.

Dalam webinar tersebut juga disampaikan tentang nutrisi yang baik sebelum dan sesudah vaksin oleh Dr dr Triawanti MKes yang menurut dia, bahwa pada prinsipnya tidak ada kekhususan mengonsumsi makanan tertentu sebelum dan sesudah vaksin.

"Pola makan harus seimbang - disesuaikan dengan kebutuhan kita merupakan diet terbaik," ujar dokter yang juga anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) tersebut.

Alumnus FK ULM, Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur (Jatim) itu menganjurkan, perbanyak konsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung serat, vitamin dan mineral, ikan, telur, daging, tahu tempe yang banyak mengandung protein, kurangi lemak jenuh dan kurangi gula garam.

"Pembentukan Antibodi setelah vaksin memerlukan protein, karbohidrat, vitamin dan mineral sebagai bahan pembentuk dan pengaktif sel-sel imun," ujar perempuan kelahiran "Kota Pahlawan" Surabaya, Jatim tersebut.

Sementara dalam Webinar tersebut, Dr. dr. Siti Kaidah, M.Sc dalam pemaparannya menjelaskan tentang Olahraga setelah vaksin COVID-19 bahwa selama 48 jam setelah vaksin sebaiknya jangan berolahraga berat (aktivitas berat), cukup menggerakkan lengan yang disuntik.

"Apabila sudah lewat 48 jam dapat berolahraga ringan-sedang 30 menit setiap hari. Kegiatan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, dan berkebun yang mengelurkan keringat dapat dikatakan sudah melakukan aktivitas olahraga ringan," ujarnya.

Kemudian dr. Farida Heriyani, MPH menekankan, bahwa walaupun sudah divaksinasi COVID-19 sebanyak dua kali tetap harus menerapkan "5M" yaitu memakai masker, mencuci tangan minimal 20 detik, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas.

Akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia selain munculnya varian baru virus COVID-19 juga karena masyarakat banyak yang mengabaikan Prokes.

"Mereka menganggap jika sudah vaksin COVID-19 maka mereka sudah aman dan bisa bebas kemana saja tanpa harus Prokes lagi. Anggapan tersebut salah," ujarnya.

"Jadi inti dari semua hal-hal tersebut yang harus dilakukan dalam penanganan COVID-19 yaitu Prokes," demikian Farida Heriyani.

Dalam sesi tanya jawab pada Webinar atau secara virtual kali ini banyak pertanyaan peserta yang berjumlah 200 orang berasal dari masyarakat umuy, tenaga medis dan mahasiswa. Kesempatan itu dijawab dengan jelas oleh para narasumber.

Ketika itu peserta mengharapkan agar lebih sering diadakan kegiatan serupa untuk memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat, dan mereka sangat merasakan manfaatnya.

Kegiatan tersebut mengingat banyak pertanyaan dan informasi yang beredar di masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait vaksin COVID-19, sehingga PSPD FK ULM merasa terpanggil untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.

'Kami mengharapkan dengan informasi yang benar, maka masyarakat tahu apa yang harus mereka lakukan dalam menghadapi Pandemi COVID-19," demikian Triawanti.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021