Saham-saham Inggris ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan Senin (26/7/2021), berbalik melemah dari kenaikan akhir pekan lalu, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London menyusut 0,03 persen atau 2,15 poin, menjadi menetap di 7.025,43 poin.

Indeks FTSE 100 bangkit 0,85 persen atau 59,28 poin menjadi 7.027,58 poin pada Jumat (23/7/2021), setelah melemah 0,43 persen atau 29,98 poin menjadi 6.968,30 poin pada Kamis (22/7/2021), dan menguat 1,70 persen atau 117,15 poin menjadi 6.998,28 poin pada Rabu (21/7/2021).

Dari 100 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen Indeks FTSE 100, sebanyak 46 saham berhasil mencetak keuntungan, sementara 52 saham membukukan kerugian dan dua saham diperdagangkan tidak berubah.

Unilever, perusahaan produsen barang-barang konsumsi transnasional Inggris-Belanda, merupakan emiten yang berkinerja paling buruk (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terpuruk 2,73 persen.

Baca juga: Indeks saham Inggris FTSE 100 menguat 0,85 persen

Diikuti oleh saham kelompok perusahaan penyelenggara pasar untuk perdagangan saham dan sekuritas serta informasi keuangan berbasis di Inggris London Stock Exchange Group yang merosot 2,62 persen, serta perusahaan jaringan pengecer diskon barang dagangan umum B&M European Value Retail jatuh 2,42 persen.

Sementara itu, International Consolidated Airlines Group, sebuah perusahaan induk maskapai penerbangan multinasional Inggris-Spanyol, melesat 4,59 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan tambang tembaga asal Chile yang melakukan kegiatan eksplorasi di Chile dan Peru,Antofagasta, melonjak 4,07 persen; serta perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Inggris-Swiss Glencore meningkat 3,31 persen.

Baca juga: Saham Inggris kembali melemah

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021