Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin atau yang akrab dengan sapaan Bang Dhin berpendapat, tak ada kompromi lagi dalam pemberlakuan 5M dan 3T terkait pandemi COVID-19 di provinsinya.

"Karena keadaan kita sekarang tidak baik-baik saja. Karenanya tak ada kompromi pemberlakuan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M)," ujarnya melalui WA, Ahad (25/7) siang.

Selain itu, melakukan "testing" (pengetesan), "tracing" (pelacakan kasus yang kontak pasien positif) dan "treatment" (perawatan pasien-pasien positif terutama yang bergejala) atau 3T, lanjut mantan anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel tersebut.

Hal tersebut berdasarkan kondisi lapangan yang menujukkan rumah sakit rujukan virus corona (COVID-19) di Kalsel terisi lebih dari 50 persen oleh pasien, dan pasokan oksigen sudah sangat terbatas.

"Keadaan tersebut tidak bisa kompromi lagi perubahan perilaku merupakan upaya di hulu untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang berada di hilir. Jadi kalau 5M dan 3T dilakukan secara bersamaan, agar penularan bisa putus dengan lebih cepat," tegasnya.

Ia menegaskan, perubahan perilaku adalah partisipasi masyarakat. Apabila seluruh masyarakat mematuhi protokol kesehatan dampaknya menjadi besar kemudian di sisi lain pemerintah harus menjadikan PPKM sebagai momentum pelaksanaan 3T dengan baik dan benar.

"Intinya, orang pembawa virus harus secepatnya ditemukan untuk diisolasi dan dirawat. Setelah itu, orang yang terlibat kontak erat dengan orang pertama harus dites, diperiksa dengan cara swab-PCR. Bila terkonfirmasi positif, segera dirawat dan diisolasi dan begitu seterusnya," lanjutnya.

Ia mengungkapkan, data Kamis (22/7)
menunjukkan Indonesia mencatat jumlah kematian baru sebanyak 1.449 orang. Total kasus COVID-19 aktif  kini sebanyak 561.384 orang.

"Indonesia berada  di posisi ke-14 dunia sebagai negara dengan kasus terbanyak COVID-19 global. Dari data Worldometers, secara rinci RI mencatat 3.033.339 kasus secara akumulatif sejak wabah muncul 2020 dengan 79.032 kematian," kutipnya.

Dengan mengutip rilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dia menyebutkan, detail provinsi di RI mengalami kenaikan kasus tertinggi.

Disebutkan pula, provinsi-provinsi itu sebagai provinsi yang memiliki peningkatan kasus di atas 150 persen. Kemudian sebanyak 21 provinsi (delapan provinsi baru ditambahkan sejak minggu sebelumnya) kini telah melaporkan varian Delta dan proporsi tes positif lebih dari 20 persen pada 33 dari 34 provinsi.

"Dari semua itu enam provinsi di antaranya mengalami peningkatan lebih dari 150 persen yaitu Banten (540 persen), Sumatera Utara (238 persen), Papua (233 persen), Kalsel  (196 persen), Jawa Timur (187 persen) dan Jambi (152 persen)," kutip Bang Dhin.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021