Seorang anggota Polda Kalimantan Selatan Brigadir Eddy Purwanto menanggung biaya pemakaman seorang warga di Banjarmasin setelah jenazahnya terlantar satu hari akibat pihak keluarga tak punya uang untuk memakamkan.
"Alhamdulilah Pak Eddy telah membantu. Keluarga bingung makanya mendatangi beliau ke rumah yang kebetulan tak jauh tinggalnya dari almarhum untuk memohon pertolongan," ucap Imran, kerabat almarhum di Banjarmasin, Senin.
Diakui dia, saudaranya MA (61) meninggal dunia pada Minggu (4/7) sekitar pukul 15.30 WITA. Namun ironisnya, hingga Senin (5/7) siang belum juga dimandikan apalagi dimakamkan. Pihak keluarga yang tinggal di Jalan Japri Zamzam Komplek Wartawan Gang Samudera, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin itupun pasrah lantaran tak punya biaya hingga akhirnya menyambangi rumah Brigadir Eddy Purwanto meminta bantuan.
"Kami sangat berterima kasih Pak Eddy sudah membantu membiayai pemakaman kaka ipar saya. Beliau juga langsung ikut menggotong jenazah dari rumah hingga ke kubur termasuk mencarikan mobil ambulan," tuturnya.
Eddy mengaku tak tega ketika mengetahui ada jenazah yang tak dimakamkan lantaran ketiadaan biaya. Untuk itulah, dirinya dengan sigap langsung menguruskan proses pemakaman.
"Alhamdulilah ada rekanan ambulan BPK MG Elang yang bersedia membawa jenazah. Kami bantu biaya pembelian alkah di Desa Pematang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar untuk memakamkan almarhum," kata polisi berdinas di Bidang Propam Polda Kalsel itu.
Menurut Eddy, apa yang dia lakukan semata-mata hanya rasa kemanusiaan. Sebagai polisi, jiwanya terpanggil membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Sosok Brigadir Eddy Purwanto selama ini dikenal polisi berprestasi di Polda Kalsel. Sejumlah inovasi diciptakannnya hingga menorehkan penghargaan dari Kapolda Kalsel.
Dia pernah membuat aplikasi Data Sehat Guru Sekumpul dan aplikasi Drive Thru Pengambilan Sampel Swab (Siwalan/Aplikasi Swab Berjalan) hingga diganjar dua penghargaan sekaligus oleh Kapolda Kalsel kala itu Irjen Pol Nico Afinta pada Juni 2020.
Penghargaan pertama untuk inovasinya membuat aplikasi Data Sehat Guru Sekumpul dan Siwalan. Sedangkan penghargaan kedua atas support dan dedikasinya dalam membantu menangani pandemi COVID-19.
Kemudian Eddy juga menciptakan aplikasi Posko Sehat Tanggap Bencana Kalsel. Melalui aplikasi ini, petugas termasuk masyarakat umum dapat melihat secara realtime perkembangan data terbaru terkait kondisi kesehatan para korban terdampak banjir besar yang melanda Kalsel pada Januari 2021 lalu.
Yang terbaru, alumni Pendidikan Bintara Polri gelombang 1 tahun 2006 itu mendapatkan juara 1 sebagai blog terbaik dalam rangka HUT Bhayangkara ke-75 yang penghargaannya diserahkan Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto pada 1 Juli 2011 lalu.
Eddy menulis cerita berjudul "Sisi lain seorang polisi yang Presisi", sebuah kisah perjuangan anggota Polri mengabdi tanpa batas bahkan mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarga demi pelaksanaan tugas sebagai insan Bhayangkara sejati.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Alhamdulilah Pak Eddy telah membantu. Keluarga bingung makanya mendatangi beliau ke rumah yang kebetulan tak jauh tinggalnya dari almarhum untuk memohon pertolongan," ucap Imran, kerabat almarhum di Banjarmasin, Senin.
Diakui dia, saudaranya MA (61) meninggal dunia pada Minggu (4/7) sekitar pukul 15.30 WITA. Namun ironisnya, hingga Senin (5/7) siang belum juga dimandikan apalagi dimakamkan. Pihak keluarga yang tinggal di Jalan Japri Zamzam Komplek Wartawan Gang Samudera, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin itupun pasrah lantaran tak punya biaya hingga akhirnya menyambangi rumah Brigadir Eddy Purwanto meminta bantuan.
"Kami sangat berterima kasih Pak Eddy sudah membantu membiayai pemakaman kaka ipar saya. Beliau juga langsung ikut menggotong jenazah dari rumah hingga ke kubur termasuk mencarikan mobil ambulan," tuturnya.
Eddy mengaku tak tega ketika mengetahui ada jenazah yang tak dimakamkan lantaran ketiadaan biaya. Untuk itulah, dirinya dengan sigap langsung menguruskan proses pemakaman.
"Alhamdulilah ada rekanan ambulan BPK MG Elang yang bersedia membawa jenazah. Kami bantu biaya pembelian alkah di Desa Pematang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar untuk memakamkan almarhum," kata polisi berdinas di Bidang Propam Polda Kalsel itu.
Menurut Eddy, apa yang dia lakukan semata-mata hanya rasa kemanusiaan. Sebagai polisi, jiwanya terpanggil membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Sosok Brigadir Eddy Purwanto selama ini dikenal polisi berprestasi di Polda Kalsel. Sejumlah inovasi diciptakannnya hingga menorehkan penghargaan dari Kapolda Kalsel.
Dia pernah membuat aplikasi Data Sehat Guru Sekumpul dan aplikasi Drive Thru Pengambilan Sampel Swab (Siwalan/Aplikasi Swab Berjalan) hingga diganjar dua penghargaan sekaligus oleh Kapolda Kalsel kala itu Irjen Pol Nico Afinta pada Juni 2020.
Penghargaan pertama untuk inovasinya membuat aplikasi Data Sehat Guru Sekumpul dan Siwalan. Sedangkan penghargaan kedua atas support dan dedikasinya dalam membantu menangani pandemi COVID-19.
Kemudian Eddy juga menciptakan aplikasi Posko Sehat Tanggap Bencana Kalsel. Melalui aplikasi ini, petugas termasuk masyarakat umum dapat melihat secara realtime perkembangan data terbaru terkait kondisi kesehatan para korban terdampak banjir besar yang melanda Kalsel pada Januari 2021 lalu.
Yang terbaru, alumni Pendidikan Bintara Polri gelombang 1 tahun 2006 itu mendapatkan juara 1 sebagai blog terbaik dalam rangka HUT Bhayangkara ke-75 yang penghargaannya diserahkan Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto pada 1 Juli 2011 lalu.
Eddy menulis cerita berjudul "Sisi lain seorang polisi yang Presisi", sebuah kisah perjuangan anggota Polri mengabdi tanpa batas bahkan mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarga demi pelaksanaan tugas sebagai insan Bhayangkara sejati.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021