Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengatakan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin perlu dilengkapi dengan pelayanan paspor sehingga bisa menjadi bandara internasional.

Menurut Gubernur di Banjarmasin, Senin, penetapan sebuah bandara sebagai bandara internasional, tidak dilihat dari besar kecilnya bandara tersebut, tetapi meliputi beberapa aspek.

Selain harus ada kantor pelayanan paspor atau imigrasi, juga harus diterbangi oleh maskapai penerbangan internasional secara rutin dari bandara bersangkutan.

"Jadi walaupun saat banyak warga Kalsel yang ke luar negeri, namun selama tidak ada fasilitas imigrasi, Syamsudin Noor tidak bisa menjadi bandara Internasional," katanya.

Selain itu, tambah dia, juga perlu ada kesiapan dari sisi hukum atau keimigrasian serta lahan kontainer yang luas dan bersih.

Diungkapkan oleh Gubernur bahwa maskapai penerbangan asal Singapura, seperti Silk Air dan Tiger Air telah meminta agar ada lahan kontainer barang yang bersih dan luas.

"Penerbangan domestik atau ke luar negeri tidak hanya melayani penumpang manusia, tapi juga barang. Maskapai asing meminta agar disediakan lahan kontainer yang luas dan bersih," katanya.

Diharapkan, pengembangan bandara bisa melengkapi berbagai kebutuhan tersebut di atas, sehingga Syamsudin Noor benar-benar bisa menjadi bandara internasional.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan mendukung pengembangan Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, untuk menjadi bandara terbaik di Indonesia.

Direktur Utama Angkasa Pura 1 yang membawahi pengelolaan Bandara Syamsuddin Noor Tommy Soetomo mengakui, bahwa Bandara Syamsuddin Noor yang terletak di Landasan Ulin, Banjarbaru, sudah tidak layak lagi dinyatakan sebagai bandara nasional.

"Memang Bandara Syamsuddin Noor sudah tidak layak lagi sebagai bandara nasional apalagi internasional," ujarnya.

Sehingga, kata dia, langkah PT Angkasa Pura mengembangkan Bandara Syamsuddin Noor kedepannya menjadi Bandara berkelas bandara internasional terus diupayakan secepatnya, bahkan direncanakan alokasi dana Rp2 triliun.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015