Program TMMD ke-111 menjadi berkah untuk Soirah (62) yang hidup sebatang kara di Desa Suato Lama, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Rumahnya hanya berdindingkan bilik bambu, beratapkan jerami bercampur sedikit seng usang dan lantai hanya beralaskan tanah, hampir serupa seperti lagu band legendaris Godblees dalam tembang lirik Rumah Kita. Mungkin di lagu itu sedikit menggambarkan keadaan kediaman milik wanita tua itu di dunia nyata.

Memasuki pintu depan, mata langsung melihat pemandangan dapur beserta peralatan masak satu ruangan dengan tempat tidur berkelambu gantung warna merah muda, dalam rumahnya hanya ada perlengkapan sederhana tidak ada dinding penyekat. Beberapa langkah kebelakang rumahnya terlihat kamar mandi dan wc bisa dikatakan sangat tidak layak.

Di rumah tua warisan mendiang suaminya itu untuk penerangan saat malam mengandalkan cahaya dua buah lampu 10 watt, untuk di depan pintu dan di atas tempat tidurnya, listriknya didapat dari tetangga secara gratis.

Kala siang rumahnya mengandalkan cahaya matahari yang masuk menembus lobang lobang atap dan dinding bilik bambu usang yang anyamannya sudah renggang. Bisa dibanyangkan, bagaimana kondisinya dalam rumah itu apabila hujan dan angin kencang menerpa wilayah itu.

Cerita Kepala Desa Suato Lama di Kecamatan Salam Babaris Mukani, dikatannya wanita yang kerap dipanggil Embah itu sudah menjada lebih dari satu dekade, suaminya meningal karena sakit.

“Embah kesehariannya bekerja sebagai buruh tani, masih sehat. Kalau rumahnya itu adalah warisan dari almarhum suaminya. Sebatang kara di rumah itu tidak ada keluarga namun di sini dia mempunyai satu anak angkat,” ujarnya.

Tahun 1975 akhir era kepemimpinan Presiden Soeharto, Soirah muda bersama suaminya Bugel ikut program transmigrasi bersama 100 KK dari pulau Jawa ke Kecamatan Salam Babaris yang kala itu masih hutan, akses mobilitas waktu itu menuju jalan raya hanya ada jalan setapak berjarak 10 KM.

“Kehidupannya memang sesederhana itu sejak awal sampai sekarang. Suami istri itu berasal dari Pacitan Jawa Timur, datang digelombang terakhir program transmigrasi,” ujarnya.

Baca juga: Dihadiri Kasrem 101/Antasari Bupati Tapin buka TMMD ke-111
 

Atas pertimbangan itu, rumahnya jadi salah satu prioritas program TMMD ke-111 yang dilaksanakan Kodim 1010 Tapin. Anggota TNI beserta masyarakat setempat sekarang gotong royong memperbaharui rumah reyot itu agar layak huni.

Belakang rumahnya sudah mulai dirobohkan, TNI dan masyarakat sudah memasang pondasi dari beton dan kerangka rumah dari balok kayu keras, sementara Soirah tinggal bersama anak yang diangkatnya beberapa tahun lalu itu.

"Kami berharap kerjasama yang baik dengan warga masyarakat agar semuanya bisa berjalan dengan lancar sesuai harapan masyarakat banyak serta program TMMD ini akan membawa manfaat lebih bagi warga," Serma Amad Rodin, seorang anggota Satgas TMMD Ke-111 Kodim 1010 Tapin.

Anggota Kodim 1010 Tapin pasang pondasi beton untuk bagian dapur rumah Soirah (ANTARA / H.O Kodim 1010 Tapin)

Dari bibir keriput Soirah dengan logat khas suku Jawa waktu mengucapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan untuknya.

“Terimakasih,” ucapnya kepada anggota TNI yang berkumpul di rumahnya.

Kegitan bertema “TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri" itu dibuka secara resmi sejak Selasa, (15/6) dan berakhir 14 Juli 2021 ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan MoU dari Bupati Tapin kepada Dandim 1010/Tapin.

Baca juga: TMMD ke-111 di Tapin : TNI bersama rakyat gotong royong bangun jalan

Baca juga: TMMD ke-111 di Tapin buka jalan sepanjang 3,149 KM untuk rakyat

Baca juga: Ketua DPRD Tapin apresiasi TNI laksanakan TMMD ke-111 di Tapin
 

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021