Washington (ANTARA News) - Juri pengadilan AS memerintahkan produsen
otomotif Chrysler membayar ganti rugi 150 juta dolar AS (Rpp1,9 triliun)
kepada keluarga yang kehilangan anaknya yang masih berusia empat tahun
setelah Jeep yang mereka kendarai meledak, lapor Wall Street Journal.
Remington Walden meninggal dunia pada Maret 2012 di negara bagian Georgia ketika Jeep Grand Cherokee yang ditumpanginya kecelakaan yang mengakibatkan tangki bahan bakar yang berada di belakang roda belakang menjadi bocor dan memicu terbakarnya kendaraan itu.
Juri menyimpulkan Chrysler lalai dan tidak menghargai nyawa manusia saat merancang dan menjual Jeep Grand Cherokee 1999, karena sudah mengetahui bahaya itu.
Juri menyimpulkan Chrysler bertanggung jawab atas kematian Walden dengan memerintahkan pabrikan mobil itu membayar kompensasi 150 juta dolar AS kepada keluarga korban.
Chrysler adalah bagian dari Fiat-Chrysler Automobiles (FCA).
Pada Juni 2013, Fiat-Chrysler pernah diperintahkan oleh Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) untuk menarik 2,7 juta Jeep Grand Cherokees karena ada kekhawatiran pada tangki bahan bakarnya, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Remington Walden meninggal dunia pada Maret 2012 di negara bagian Georgia ketika Jeep Grand Cherokee yang ditumpanginya kecelakaan yang mengakibatkan tangki bahan bakar yang berada di belakang roda belakang menjadi bocor dan memicu terbakarnya kendaraan itu.
Juri menyimpulkan Chrysler lalai dan tidak menghargai nyawa manusia saat merancang dan menjual Jeep Grand Cherokee 1999, karena sudah mengetahui bahaya itu.
Juri menyimpulkan Chrysler bertanggung jawab atas kematian Walden dengan memerintahkan pabrikan mobil itu membayar kompensasi 150 juta dolar AS kepada keluarga korban.
Chrysler adalah bagian dari Fiat-Chrysler Automobiles (FCA).
Pada Juni 2013, Fiat-Chrysler pernah diperintahkan oleh Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) untuk menarik 2,7 juta Jeep Grand Cherokees karena ada kekhawatiran pada tangki bahan bakarnya, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015