Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, kesulitan membangun Tempat Pembuangan sampah Sementara (TPS) karena warga seringkali keberatan kawasan tempat tinggalnya dibuatkan TPS.


Alasan keberatan karena menimbulkan pemandangan dan bau tidak sedap, kata Kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota, Hasmi Rivai di Amuntai, Selasa.

Menurut dia, warga menginginkan petugas pengangkut sampah, mengambil langsung sampah yang sudah dikemas dalam kantong plastik di rumah-rumah warga.

"Jumlah petugas kita terbatas tidak mungkin semua sampah di depan rumah warga kita ambil satu persatu," katanya.

Hasmi mengatakan, sesuai Peraturan Daerah (Perda) tentang keindahan dan kebersihan, tugas pengangkut sampah hanya mengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

Penolakan sebagian warga dengan mengajukan komplain atau keberatan ini, menjadi kendala tersendiri bagi Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota untuk memperluas cakupan layanan persampahan, baik di wilayah perkotaan maupun di pedesaan.

Bahkan, kata dia, untuk wilayah pedesaan TPS hanya terfokus di lokasi tertentu saja seperti pasar dan ibu kota kecamatan.

"Target di 2016 sekitar 96 persen cakupan pelayanan sampah, di wilayah Kota Amuntai bisa terwujud," kata Hasmi.

Saat ini, sambung dia, pelayanan sampah di wilayah kota mencakup 90 persen, sedangkan untuk skala kabupaten baru mencakup 25 persen.

Hasmi mengakui, keberatan sebagian masyarakat terhadap TPS ini, akibat kondisi sebagian TPS yang kurang tertata, diantaranya karena banyaknya volume sampah, yang mengakibatkan TPS tidak bisa menampung hingga sampah berserakan.

"Sebagian warga terkadang juga tidak memasukan kantong sampah ke dalam TPS, melainkan di luar TPS, sehingga menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak sedap," jelasnya.

Terbatasnya personil kebersihan yang bertugas mengangkut sampah, diakui terkadang memunculkan keluhan dari masyarakat karena sampah yang menumpuk di TPS terlambat di angkut.

Namun sebagian sampah yang menumpuk di TPS, juga dikarenakan warga membuang sampah pada pagi atau siang dan bukan malam hari sebagaimana yang diimbaukan selama ini.

"Ketika petugas sudah mengangkut sampah, siangnya sampah di TPS kembali menumpuk bahkan berhamburan diluar TPS" katanya.

Selain upaya membuatkan TPS, ujar Hasmi, Dinas Kebersihan juga telah menebarkan fasilitas tong-tong sampah di pusat-pusat keramaian, tepi jalan, perkantoran, namun kondisinya saat ini sebagian mulai memprihatinkan.

"Kesadaran warga menjaga fasilitas umum masih kurang sehingga sarana tong sampah yang baru ditempatkan sekitar setengah tahun lewat sebagian ada yang rusak bahkan hilang." katanya.

Dia menyadari tugas Dinas Kebersihan memang bersinggungan dengan kesadaran masyarakat yang perlu terus ditingkatkan melalui pembinaan dan sosialisasi.

Upaya Dinas Kebersihan di 2015 adalah mencari lahan untuk lokasi pembangunan pengolahan sampah terpadu di beberapa wilayah sehingga masyarakat tidak perlu repot lagi membuang sampah ke TPS.

"Adanya lokasi pembuangan sekaligus pemilahan sampah dengan sistem Transfer Depo yang bisa dijual ke Bank Sampah ini memberikan nilai ekonomis sehingga kita bisa menambah jumlah petugas untuk mengumpulkan sampah dari rumah-rumah warga" ucapnya. ***4***

(T.U004/B/F003/F003) 24-03-2015 20:33:52

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015