Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Matnor Ali menilai gerakan normalisasi sungai pasca banjir besar pada awal tahun lalu mengalami kemunduran, sebab terkesan tidak jelas lagi kelanjutannya.

Matnor Ali saat di gedung dewan kota, Senin, mengungkapkan, pembongkaran jembatan-jembatan rumah toko dan lainnya yang dinilai mengganggu arus sungai seperti di Jalan A Yani yang telah dilakukan Satgas normalisasi sungai, tidak terlihat berlanjut lagi.

Bahkan, ujar politisi Partai Golkar ini, beberapa jembatan rumah toko dan lainnya yang sudah dibongkar tidak jelas seperti apa kelanjutan dan solusinya.

"Sekarang terlihat pembongkaran tidak ada perbaikannya atau seperti apa, kalau dibiarkan seperti ini kondisinya, jadi mundur ke tiga tahun kebelakang," ujar Matnor Ali.

Sebab, lanjutnya, penertiban jembatan yang dinilai mengganggu arus sungai hingga dibongkar paksa menggunakan alat berat itu tidak langsung dirapikan menjadi terlihat tidak baik estetikanya.

"Jadi menimbulkan dampak baru yang negatif, harusnya pembongkaran itu menghasilkan dampak positif bagi keindahan kota," ujar Matnor Ali.

Dia pun meminta pemerintah kota lebih serius dan konsisten untuk melaksanakan gerakan normalisasi sungai untuk antisipasi banjir ini.

"Kalau pun Satgas normalisasi sungai sudah tidak ada lagi, di mana kini ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dispupr), semangatnya harus sama, tetap konsisten dan berkesinambungan," tuturnya.

Matnor Ali menyakini program normalisasi sungai yang dilakukan pemerintah kota tentunya ada target akhirnya, meski ada tantangan menghadapi masa pandemi COVID-19 yang belum ada ujungnya berakhir ini.

Seperti normalisasi sungai Veteran di samping pasar Kuripan yang harus membongkar beberapa toko pedagang karena berada di atas sungai, direncanakan disiring dan dibuat taman di sekitarnya.

"Komitmen ini harusnya dijalankan secepatnya, tidak karena pandemi COVID-19 atau karena Pilkada belum berakhir menjadi ditunda-tunda, akhirnya terlihat kumuh di sana, kesannya jadi negatif di mata masyarakat," tuturnya.

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021