Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Belakangan ini banyak orang membicarakan kebrutalan gerombolan begal, tak terkecuali di Kota Banjarmasin yang dikenal dengan julukan kota "seribu sungai".

Pembicaraan tentang aksi kejahatan yang juga ramai di media sosial itu membuat sebagian warga Banjarmasin khawatir dengan fenomena kejahatan yang tergolong brutal tersebut.

Di salah satu pemilik akun media sosial, tertulis saat ini aksi begal sudah ada di Kota Banjarmasin dan sudah banyak korbannya, serta sadis hingga menghilangkan nyawa korban.

Isi tulisan di media sosial tersebut ada sekitar 20 orang yang telah menjadi korban keganasan sekelompok begal yang beraksi di Kota Banjarmasin.

Akibat tulisan tersebut masyarakat menjadi takut serta bertanya-tanya apakah begal itu ada dan nyata atau hanya sekadar isu yang disebarkan oleh orang yang ingin membuat Banjarmasin tidak kondusif.

Kata Begal yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti penyamun, merupakan orang yang mengambil harta orang lain dengan cara kekerasan/ancaman senjata dan kadang disertai dengan pembunuhan terhadap korbannya.

Tentu saja, isu begal ini membuat sebagian warga merasa cemas dan segera meminta pihak kepolisian untuk mengatasi isu tersebut.

Maraknya isu soal begal yang sering terjadi di beberapa provinsi di Indonesia membuat Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Drs Wahyono MH angkat bicara untuk meredam isu tersebut.

Menurut dia, sebenarnya konotasi dari istilah Begal tersebut merupakan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang terjadi di jalanan atau bahasa lain merupakan kejahatan konvensional.

Kejahatan yang tergolong dengan kekerasan sekarang ini seolah-olah diberi garis merah dan disamakan maknanya dengan begal sehingga telah menjadi isu yang meresahkan masyarakat.

"Akibat isu tersebut masyarakat dalam keadaan krisis, di mana isu itu belum tentu benar dan diyakini kebenarannya," tutur orang nomor satu di lingkungan Polresta Banjarmasin itu.

Wahyono mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait keberadaan aksi begal di kota ini namun untuk aksi pencurian dengan kekerasan memang benar adanya.

Ia mengatakan, kejahatan aksi begal seperti terjadi di provinsi tetangga jangan disamakan dengan aksi pencurian dengan kekerasan karena itu berbeda dalam muatannya.

Begal mereka tidak segan-segan menghabisi korbannya baik melawan ataupun tidak melawan, sedangkan pencurian dengan kekerasan melukai korban apabila korban terlihat melakukan perlawanan.

"Masyarakat diharapkan jangan percaya adanya isu begal dan saat ini Kota Banjarmasin tetap kondusif dan polisi terus melakukan pemantauan," tuturnya di ruang kerjanya di Mapolresta Banjarmasin.

Tingkatkan Patroli
Guna mengantisipasi isu begal tersebut dan untuk membuat masyarakat merasa nyaman, aman dan tertib maka Polresta Banjarmasin bersama dengan jajaran Polsekta terus melakukan dan meningkatkan patroli kewilayahan.

"Polresta tetap menyikapi dengan kegiatan-kegiatan patroli berseragam dan tidak berseragam sesuai prosedur tetap pengamanan kota," ujar pria yang akrab dengan awak media itu.

Bukan itu saja, patroli polisi berseragam yang dilakukan oleh fungsi dari Satuan Sabhara ini menggunakan lambang-lambang khusus "Walet" dan mereka semua dipersenjatai dalam rangka memberikan rasa aman, nyaman dan tenteram kepada masyarakat.

Terus dikatakannya, untuk polisi yang tidak menggunakan seragam seperti Satuan Reserse Kriminal dan Satuan Intelijen sudah disebar di seluruh wilayah Kota Banjarmasin guna melakukan pemantauan dan pengawasan dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif.

Polisi juga meningkatkan patroli di daerah-daerah rawan kriminalitas dan kejahatan seperti di daerah-daerah sepi dan kurang penerangan jalan di kawasan tersebut.

Orang nomor satu di jajaran Polresta Banjarmasin juga mengatakan dalam hal pelaksanaan patroli digunakan pola patroli singgung antara Polresta dan Polsekta.

Dari pola patroli singgung itu bisa mencakup seluruh wilayah Banjarmasin dengan waktu yang cepat sehingga tidak mudah terbaca oleh para pelaku yang ingin melakukan tindak kriminal maupun kejahatan tindak pidana.

"Tembak di tempat bagi para pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat tapi semua itu harus melalui prosedur tetap kepolisian yang telah ada," katanya dengan tegas.

Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Drs Wahyono kembali mengatakan polisi akan terus membangun kerja sama dengan pihak masyarakat salah satunya dengan membina forum komunikasi polisi dan masyarakat.

"Kami terus menciptakan kerja sama yang harmonis dengan masyarakat karena tanpa masyarakat polisi tidak bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan informasi dari masyarakat itu sangat dibutuhkan polisi," ucapnya.

Sementara itu Tokoh Masyarakat Perkapuran Raya Kota Banjarmasin mengatakan kinerja Polresta Banjarmasin saat ini sudah dinilai bagus dalam melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat "Harkamtibmas" di kota tersebut.

"Saat ini Kelurahan Pekapuran Raya sudah aman dan nyaman karena Polresta Banjarmasin membangun forum komunikasi polisi dan masyarakat," tutur tokoh masyarakat Pekapuran Raya H Parman di Banjarmasin.

Ia mengatakan, dengan adanya forum komunikasi polisi dan masyarakat wilayah Pekapuran Raya jarang terjadi perkelahian, mabuk-mabukan serta perbuatan kriminal lainnya.

"Kami mengharapkan forum tersebut bisa lebih ditingkatkan lagi aktivitasnya agar bisa mengetahui situasi dan kondisi di setiap kelurahan di kota ini," ucap Ketua forum komunikasi polisi dan masyarakat.

Bukan itu saja, Ketua RT Kuin Selatan di Banjarmasin, Suriansyah,juga mengatakan agar pihak Polresta Banjarmasin lebih meningkatkan lagi patroli di wilayah Kota Banjarmasin.

Patroli lebih ditingkatkan di daerah-daerah rawan tindak kriminal agar masyarakat bisa merasa aman apabila melintas di daerah yang dianggap rawan tersebut.

"Patroli polisi sudah bagus tiap malam dilakukan namun saya memberikan masukan agar patroli lebih ditingkatkan di daerah rawan kriminalitas," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015