Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin yang akrab dengan sapaan Bang Dhin berpendapat, penjualan secara "online" atau dalam jaringan (Daring) merupakan peluang untuk maju dan terus berkembang dalam berusaha.
Pendapat Wakil Ketua Dewan yang bergelar sarjana ekonomidan magister administrasi publik (SE, MAP) itu saat selaku narasumber "Talk Show Islami" pada "Ramadhan Festival Online Tanbu" Rabu (21/4).
Menurut mantan anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) itu, dalam suasana bulan Ramadhan seperti sekarang mungkin pelaku usaha lebih banyak melakukan penjualan secara online.
"Karena selain pendapatan yang lumayan, proses pemasaran juga lebih dimudahkan, sebagai contoh ; Purchase Order (PO) makanan, penjual tinggal menunggu pemesanan baru kemudian membuatkan," ujarnya.
"Berbeda dengan penjualan langsung, karena apabila tidak laku makanan yang tidak terjual lama dapat mengakibatkan kerugian," wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanbu itu.
Oleh karenanya, menurut dia, digitalisasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang beralih ke pola penjualan secara online melalui marketplace (Shopee, Tokopedia, Media Sosial : Instagram, Youtube) menjadi suatu pemecahan masalah bagi mereka.
"Digitalisasi menjadi salah satu solusi bagi UMKM untuk bertahan tetap hidup dan membantu perekonomian Indonesia pada era dan pasca pandemi COVID -19," tegas politikus muda Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
"Digitalisasi telah menjadi sesuatu hal yang sudah tidak dapat dielakkan lagi, sekaligus menjadi salah satu solusi bagi para pelaku UMKM yang jumlahnya sangat besar di Indonesia, termasuk di Kalsel," demikian Bang Dhin.
Ramadhan Festival Online Tanbu itu bertujuan untuk memotivasi pelaku ekonomi agar lebih maju, tumbuh dan berkembang secara Islami terutama bagi daerah setempat dan sekitarnya.
Sementara tausyiah Islam pada Ramadhan Festival Online Tanbu tersebut oleh Habib Hussein Al Jufri dan MC Amang Iyad.
Kegiatan Ramadhan Festival Online Tanbu itu atas kerja sama beberapa kelompok pelaku ekonomi serta partisipan antara lain Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Yayasan Haji Making 69 dan Aspirasi Masyarakat Indonesia (Amnesia).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Pendapat Wakil Ketua Dewan yang bergelar sarjana ekonomidan magister administrasi publik (SE, MAP) itu saat selaku narasumber "Talk Show Islami" pada "Ramadhan Festival Online Tanbu" Rabu (21/4).
Menurut mantan anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) itu, dalam suasana bulan Ramadhan seperti sekarang mungkin pelaku usaha lebih banyak melakukan penjualan secara online.
"Karena selain pendapatan yang lumayan, proses pemasaran juga lebih dimudahkan, sebagai contoh ; Purchase Order (PO) makanan, penjual tinggal menunggu pemesanan baru kemudian membuatkan," ujarnya.
"Berbeda dengan penjualan langsung, karena apabila tidak laku makanan yang tidak terjual lama dapat mengakibatkan kerugian," wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanbu itu.
Oleh karenanya, menurut dia, digitalisasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang beralih ke pola penjualan secara online melalui marketplace (Shopee, Tokopedia, Media Sosial : Instagram, Youtube) menjadi suatu pemecahan masalah bagi mereka.
"Digitalisasi menjadi salah satu solusi bagi UMKM untuk bertahan tetap hidup dan membantu perekonomian Indonesia pada era dan pasca pandemi COVID -19," tegas politikus muda Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
"Digitalisasi telah menjadi sesuatu hal yang sudah tidak dapat dielakkan lagi, sekaligus menjadi salah satu solusi bagi para pelaku UMKM yang jumlahnya sangat besar di Indonesia, termasuk di Kalsel," demikian Bang Dhin.
Ramadhan Festival Online Tanbu itu bertujuan untuk memotivasi pelaku ekonomi agar lebih maju, tumbuh dan berkembang secara Islami terutama bagi daerah setempat dan sekitarnya.
Sementara tausyiah Islam pada Ramadhan Festival Online Tanbu tersebut oleh Habib Hussein Al Jufri dan MC Amang Iyad.
Kegiatan Ramadhan Festival Online Tanbu itu atas kerja sama beberapa kelompok pelaku ekonomi serta partisipan antara lain Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Yayasan Haji Making 69 dan Aspirasi Masyarakat Indonesia (Amnesia).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021