Banjarmasin, (Antaranewskalsel) - Kepala Dinas Perhubungan, Komonikasi dan Informatika Kota Banjarmasin Kasman mengakui mandeknya program komputerisasi parkir Sudimampir, di ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan itu.
"Program komputerisasi parkir di kawasan Pasar Sudimampir mandek atau tidak dioprasikan hingga kini, karena lahan itu milik pemerintah," ujarnya di hadapan anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Senin.
Oleh karena wilayah parkir Pasar Sudimampir itu lahan milik pemerintah, sehingga berdasarkan ketentuan hanya boleh pungutan retrebusi, terkecuali lahan tersebut milik orang ketiga, baru bisa dipungut pajak, lanjutnya.
Ia menegaskan, dari lahan parkir Sudimampir tersebut, pemerintah kota (Pemkot) hanya bisa mendapatkan bagian secara pungutan retrebusi bukan pajak, sehingga peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga tidak begitu signifikan.
"Sebab, mau berapa jam saja parkir di sana bayarannya sama. Jadi sistem komputerisasi hanya berfungsi mencatat kendaraan masuk dan keluar saja jadinya, sehingga tidak ada beda dengan sistem parkir biasa," ucapnya.
Terkecuali, kata dia, lahan tersebut dimilik orang ketiga, seperti parkiran di pusat perbelanjaan modern Duta Mall Banjarmasin. "Karena mereka yang punya lahan dan sistemnya, sehingga bisa pungutan parkir progresif, yakni dihitung perjam," jelasnya.
"Kalau wilayah parkir Pasar Sudimampir dapat seperti di Duta Mall, akan bisa efektif dilakukan sistem komputerisasi parkir. Sebab Pemkot mendapatkan pajak dari hasil itu sebesar 30 persen," tambahnya.
Sejauh ini, ungkap dia, pos-pos dan peralatan komputerisasi yang sudah terpasang di wilayah parkir Pasar Sudimampir telah difungsikan semaksimal mungkin terutama bagi kendaraan roda empat.
"Kalau untuk kendaraan roda dua belum bisa lagi, sebab sebagian pos masih kekurangan peralatan komputer," ujarnya.
Meski demikian, dia mengaku masih mempertimbangkan pula untuk pengadaan peralatan komputer selanjutnya, terkecuali nanti ada kebijakan yang memberikan lebih bagi peningkatan PAD.
"Kita pertimbangkan dulu, apakah program komputerisasi di sana dilanjutkan guna peningkatan PAD, kita liat saja nanti," demikian Kasman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Program komputerisasi parkir di kawasan Pasar Sudimampir mandek atau tidak dioprasikan hingga kini, karena lahan itu milik pemerintah," ujarnya di hadapan anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Senin.
Oleh karena wilayah parkir Pasar Sudimampir itu lahan milik pemerintah, sehingga berdasarkan ketentuan hanya boleh pungutan retrebusi, terkecuali lahan tersebut milik orang ketiga, baru bisa dipungut pajak, lanjutnya.
Ia menegaskan, dari lahan parkir Sudimampir tersebut, pemerintah kota (Pemkot) hanya bisa mendapatkan bagian secara pungutan retrebusi bukan pajak, sehingga peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga tidak begitu signifikan.
"Sebab, mau berapa jam saja parkir di sana bayarannya sama. Jadi sistem komputerisasi hanya berfungsi mencatat kendaraan masuk dan keluar saja jadinya, sehingga tidak ada beda dengan sistem parkir biasa," ucapnya.
Terkecuali, kata dia, lahan tersebut dimilik orang ketiga, seperti parkiran di pusat perbelanjaan modern Duta Mall Banjarmasin. "Karena mereka yang punya lahan dan sistemnya, sehingga bisa pungutan parkir progresif, yakni dihitung perjam," jelasnya.
"Kalau wilayah parkir Pasar Sudimampir dapat seperti di Duta Mall, akan bisa efektif dilakukan sistem komputerisasi parkir. Sebab Pemkot mendapatkan pajak dari hasil itu sebesar 30 persen," tambahnya.
Sejauh ini, ungkap dia, pos-pos dan peralatan komputerisasi yang sudah terpasang di wilayah parkir Pasar Sudimampir telah difungsikan semaksimal mungkin terutama bagi kendaraan roda empat.
"Kalau untuk kendaraan roda dua belum bisa lagi, sebab sebagian pos masih kekurangan peralatan komputer," ujarnya.
Meski demikian, dia mengaku masih mempertimbangkan pula untuk pengadaan peralatan komputer selanjutnya, terkecuali nanti ada kebijakan yang memberikan lebih bagi peningkatan PAD.
"Kita pertimbangkan dulu, apakah program komputerisasi di sana dilanjutkan guna peningkatan PAD, kita liat saja nanti," demikian Kasman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015