Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa tektonik yang pada Minggu getarannya dirasakan di wilayah Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan gempa susulan kedelapan dari gempa yang terjadi pada Sabtu (10/4) di wilayah Malang.
"Gempa dirasakan ini merupakan bagian dari rangkaian gempa susulan dari gempa utama berkekuatan 6,1 yang terjadi pada hari Sabtu kemarin, 10 April 2021, pukul 14.00.16 WIB," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Menurut dia, gempa susulan dengan magnitudo 5,3 yang terjadi pada Minggu pagi episenternya berada di laut pada kedalaman 102 kilometer sekitar 71 km selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Gempa susulan ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Pulau Jawa. Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadinya pergerakan naik," katanya.
Daryono menjelaskan, karena titik pusat gempa dalam bumi atau hiposenternya relatif dalam maka guncangan gempa bumi itu dirasakan di wilayah yang luas, meliputi Malang, Pacitan, Trenggalek, Nganjuk, Ponorogo, dan Blitar di Jawa Timur; Wonogiri di Jawa Tengah; serta Gunung Kidul, Bantul, Kulonprogo di DIY.
Gempa susulan itu, menurut dia, tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena kekuatannya relatif kecil untuk dapat menjadi gempa pembangkit tsunami di samping memiliki hiposenter yang cukup dalam, yaitu 102 km.
Sampai Minggu pagi, menurut BMKG, sudah terjadi delapan kali gempa susulan dengan magnitudo 3,1 hingga 5,3 setelah gempa yang terjadi di wilayah Malang pada Sabtu (10/4).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Gempa dirasakan ini merupakan bagian dari rangkaian gempa susulan dari gempa utama berkekuatan 6,1 yang terjadi pada hari Sabtu kemarin, 10 April 2021, pukul 14.00.16 WIB," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Menurut dia, gempa susulan dengan magnitudo 5,3 yang terjadi pada Minggu pagi episenternya berada di laut pada kedalaman 102 kilometer sekitar 71 km selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Gempa susulan ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Pulau Jawa. Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadinya pergerakan naik," katanya.
Daryono menjelaskan, karena titik pusat gempa dalam bumi atau hiposenternya relatif dalam maka guncangan gempa bumi itu dirasakan di wilayah yang luas, meliputi Malang, Pacitan, Trenggalek, Nganjuk, Ponorogo, dan Blitar di Jawa Timur; Wonogiri di Jawa Tengah; serta Gunung Kidul, Bantul, Kulonprogo di DIY.
Gempa susulan itu, menurut dia, tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena kekuatannya relatif kecil untuk dapat menjadi gempa pembangkit tsunami di samping memiliki hiposenter yang cukup dalam, yaitu 102 km.
Sampai Minggu pagi, menurut BMKG, sudah terjadi delapan kali gempa susulan dengan magnitudo 3,1 hingga 5,3 setelah gempa yang terjadi di wilayah Malang pada Sabtu (10/4).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021