Setelah adanya dialog penyaluran Liquid Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) antara Wakil Bupati (Wabup) Tanah Laut, Kalimantan Selatan Abdi Rahman bersama perwakilan langkalan LPG 3 kg, di Aula Kediaman Wabup Tanah Laut Jalan Antasari Kota Pelaihari, akhirnya pendistribusian LPG 3 kilogram (kg) mulai ada titik temu, Senin (5/4).
Dalam rapat tersebut, Abdi Rahman mendengarkan keluh kesah para pangkalan, seiring rencana dikeluarkan Peraturan Bupati Tanah Laut tentang pendistribusian LPG 3 kg tersebut.
Keluh kesah disampaikan oleh pihak pangkalan terkait adanya penumpukan stok LPG 3 kg, lantaran tidak mampu menjual secara keseluruhan.
"Dulu kami menjual tiga jam langsung ludes, kini kami kesulitan menjual lebih dari dua hari," ucap salah satu pemilik pangkalan di Desa Panggung Baru Kecamatan Pelaihari H Asran.
Tidak hanya Asran, pemilik pangkalan juga menyampaikan suka duka menjual LPG 3 kg bersubsidi, dari mendapat hinaan warga, hingga tabung gas yang didapat sering bocor.
Setelah mendapat informasi dari pemilik pangkalan gas LPG 3 kg, Abdi Rahman merasa bersyukur dapat bertatap langsung dengan pangkalan, sehingga informasi didapat kedua belah pihak tidak simpang siur.
Seiring rencana Pemkab Tanah Laut akan mengeluarkan Perbup terkait penyaluran LPG 3 kilogram, jelas dia, pihaknya terlebih dahulu harus menghimpun secara keseluruhan informasi dari PT Pertamina, agen, pangkalan dan masyarakat.
"Secara keseluruhan kita dapatkan informasi yang valid dulu, agar Perbup ini mendapatkan hasil yang baik," tegas Abdi Rahman.
Salah satu poin dari Perbup, ungkap dia, setelah menghitung kuota masing-masing pangkalan dan adanya penumpukan, maka tabung berisi LPG 3 kg akan dialihkan ke daerah yang tidak terlayani tabung gas.
"Tetap saja pangkalan bertanggung jawab, pemerintah akan merekomendasikan dan pikirkan transportasi," tegasnya.
Abdi Rahman berharap, setelah pihaknya melakukan pemetaan penerima gas bersubsidi dengan kuota gas LPG 3 kilogram di wilayah Tanah Laut, maka penerima berdasarkan jumlah kartu keluarga.
"Kami berharap tidak ada lagi warga yang tidak terlayani gas bersubsidi di seluruh wilayah Tanah Laut,"tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Dalam rapat tersebut, Abdi Rahman mendengarkan keluh kesah para pangkalan, seiring rencana dikeluarkan Peraturan Bupati Tanah Laut tentang pendistribusian LPG 3 kg tersebut.
Keluh kesah disampaikan oleh pihak pangkalan terkait adanya penumpukan stok LPG 3 kg, lantaran tidak mampu menjual secara keseluruhan.
"Dulu kami menjual tiga jam langsung ludes, kini kami kesulitan menjual lebih dari dua hari," ucap salah satu pemilik pangkalan di Desa Panggung Baru Kecamatan Pelaihari H Asran.
Tidak hanya Asran, pemilik pangkalan juga menyampaikan suka duka menjual LPG 3 kg bersubsidi, dari mendapat hinaan warga, hingga tabung gas yang didapat sering bocor.
Setelah mendapat informasi dari pemilik pangkalan gas LPG 3 kg, Abdi Rahman merasa bersyukur dapat bertatap langsung dengan pangkalan, sehingga informasi didapat kedua belah pihak tidak simpang siur.
Seiring rencana Pemkab Tanah Laut akan mengeluarkan Perbup terkait penyaluran LPG 3 kilogram, jelas dia, pihaknya terlebih dahulu harus menghimpun secara keseluruhan informasi dari PT Pertamina, agen, pangkalan dan masyarakat.
"Secara keseluruhan kita dapatkan informasi yang valid dulu, agar Perbup ini mendapatkan hasil yang baik," tegas Abdi Rahman.
Salah satu poin dari Perbup, ungkap dia, setelah menghitung kuota masing-masing pangkalan dan adanya penumpukan, maka tabung berisi LPG 3 kg akan dialihkan ke daerah yang tidak terlayani tabung gas.
"Tetap saja pangkalan bertanggung jawab, pemerintah akan merekomendasikan dan pikirkan transportasi," tegasnya.
Abdi Rahman berharap, setelah pihaknya melakukan pemetaan penerima gas bersubsidi dengan kuota gas LPG 3 kilogram di wilayah Tanah Laut, maka penerima berdasarkan jumlah kartu keluarga.
"Kami berharap tidak ada lagi warga yang tidak terlayani gas bersubsidi di seluruh wilayah Tanah Laut,"tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021