Barabai, (AntaranewsKalsel) - Kementerian Pekerjaan Umum menyetujui rencana pembangunan waduk Pancur Hanau di Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, yang akan mengairi sekitar 8 ribu hektare sawah di daerah tersebut.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum HST Ferry Juniasyah, di Barabai, Sabtu mengatakan, kajian ilmiah rencana pembangunan waduk tersebut bakal dilelang pada Maret 2015.

"Diperkirakan, pembangunan waduk tersebut, menelan dana hingga Rp800 miliar dan anggaran tersebut sudah direspon positif oleh Kementrian Pekerjaan Umum beberapa waktu lalu," katanya.

Apalagi, tambah dia, program tersebut sejalan dengan program nasional, yang menargetkan kedaulatan pangan nasional serta kedaulatan sumber daya energi.

Selain untuk mengairi sawah, waduk tersebut juga akan mampu mengatasi banjir yang terjadi setiap tahun di Kecamatan Hantakan dan beberapa kecamatan lain di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Rencana pembangunan tersebut, telah disampaikan dalam ekspos dalam rangka penanganan banjir sungai Barabai sekaligus pemanfaatannya.

Ekspose tersebut berlangsung di ruang kerja Bupati HST H Harun Nurasid, dan dihadiri asisten bidang ekonomi dan pembangunan H Hasbi,Camat Hantakan Helmi, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kemat, Kabag Humas dan protokol HST Ramadlan.

Menurut, Ferry, banjir yang sering melanda kota Barabai dan sekitarnya menimbulkan kerugian materi maupun nonfisik yang cukup besar, terutama kerusakan infrastruktur berupa jalan dan jembatan, kerusakan tanaman pangan serta dampak kesehatan.

Menyikapi bencana alam tersebut, perlu mencari solusi yang tepat serta terobosan yang mampu mengatasi masalah tersebut dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

"Upaya tersebut, selain merehabilitasi bangunan pengendali banjir sungai Barabai, Pemkab juga akan membangun bendungan (waduk) Pancur Hanau di Kecamatan Hantakan, yang merupakan daerah hulu pegunungan Meratus," kata Ferry. .

Berdasarkan kajian, pembangunan waduk tersebut, selain untuk mengatasi banjir, juga bisa digunakan untuk mengaliri sawah sampai 8.000 hektar.

Bupati Hulu Sungai Tengah H Harun Nurasid mengatakan, selain masalah teknis, kondisi alam di HST yang merupakan daerah cekungan membuat Barabai rawan banjir.

"Dalam sejarah, Barabai sering banjir sejak zaman Belanda, karena secara topografi daerah cekungan. Meski demikian, bisa diatasi secara teknis, termasuk dengan membangun waduk," kata Harun.

Jika waduk dibangun, diharpkan tidak akan terjadi banjir lagi, apalagi saat ini pemukiman penduduk kian bertambah banyak, banjir juga banyak merugikan sektor pertanian,

Harun meminta, Dinas PU menyajikan data yang akurat , sehingga pada saat realisasi , waduk tersebut benar-benar bermanfaat.

"Jangan terkesan asal cari-cari proyek, tapi manfaatnya tidak ada. Seperti bendungan Muui yang gagal mengaliri sawah karena tidak akuratnya data dan kajian teknis," katanya.

Hal tersebut, tambah dia, jangan sampai terulang lagi, karena bisa merusak kepercayaan pemerintah pusat maupun masyarakat, terangnya.

Pewarta: Fathurahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015