Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Sunar Wiwarni menyebutkan, dampak banjir di sektor perikanan mencapai satu miliar lebih dan terbesar ada di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU).

"Total kerugian yang dilaporkan para Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan di bidang perikanan adalah sebesar Rp1.094.757.000," kata Sunar saat ditemui ANTARA di kantornya, Senin (8/3).

Menurutnya, dari 11 kecamatan di Kabupaten HST, terdata sebanyak  27 kelompok pembudidaya ikan di 10 kecamatan turut terdampak.

Kerugian itu diterangkannya dari bibit ikan yang lepas, ikan yang siap panen, keramba dan kolam yang rusak serta alat-alat penangkap ikan yang larut akibat banjir.

Selain itu, Kelompok Pengolah Pemasar (Poklahsar) yaitu kumpulan pengolah dan/atau pemasar hasil perikanan yang melakukan kegiatan usaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan ditambahkannya juga merugi mencapai Rp 35. 990. 000.

"Poklahsar merugi karena alat produksi pengolah hasil perikanan yang rusak dan hilang," kata Sunar Wiwarni.

Ia mengatakan, pihaknya pun terus berupaya membantu para kelompok nelayan dalam pemulihan pascabanjir ini.

"Para kelompok tersebut sudah kita urus untuk dapat klaim asuransi APPIK" katanya.

Selain itu, data kerugian juga sudah dilaporkan ke Provinsi dan pusat serta BPBD. "Kami berharap mereka juga dapat bantuan," harapnya.

Karena, banyak nelayan yang saat banjir terjadi bulan Januari itu sudah mau panen dan ada juga yang baru saja menebar bibit ikan.

"Namun karena bencana banjir, semuanya gagal panen, ikannya lepas, kolamnya rusak dan alat tangkap juga hilang terseret banjir," tuntasnya.

Baca juga: Bupati: kasus stunting di HST masih tinggi, PKK harus fokus penanganan
Baca juga: GPS Al-Umm kembali distribusikan bantuan untuk korban banjir, Pemkab HST ucapkan terimakasih
Baca juga: Cheri Bayuni Budjang Ketua PKK Kabupaten termuda se-Kalsel

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021