Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Harga bibit kelapa sawit di sejumlah daerah di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhir-akhir merangkak naik, mulai dari Rp20.000 per batang, dan terakhir menjadi Rp32.000 per batang.


Seorang petani sawit di Kelumpang Selatan, Sunarto, Kamis mengatakan, sudah lebih sebulan ini sebagian kebunnya yang sudah siap untuk ditanami belum juga ditanami.

"Hal itu disebabkan harga mahal, dan bibit kelapa sawit juga sulit didapat di pasaran. Karena permintaan akan bibit sawit di tingkat penyemai melonjak tajam," katanya.

Kondisi sama juga dirasakan oleh petani sawit asal Bumi Asih, Dasim, yang juga kesulitan untuk mendapatkan bibit sawit, karena mahal dan kosong.

"Dua bulan lalu di mana masih musim kemarau, masih banyak petani atau penyemai yang menjual bibit kelapa sawit, tetapi setelah curah hujan tinggi, banyak petani mencari bibit kelapa sawit," tuturnya.

Permintaan akan bibit kelapa sawit terjadi di sejumlah kecamatan di Kotabaru Kotabaru. Karena berkebun kelapa sawit sudah boming di Kotabaru, khususnya setelah pendapatan petani sawit terus melonjak.

Seorang petani sawit di Cantung, Mustaqim, menambahkan, sudah beberapa bulan ini keluarganya juga kesulitan saat hendak membeli bibit kelapa sawit.

"Padahal, lahannya sudah siap untuk ditanami, tetapi bibitnya masih belum didapat," ujar dia.

Biasanya, petani menanam bibit kelapa sawit yang sudah berumur 12 bulan atau lebih, karena pangkal batang lebih kuat dari serangan hama tikus atau landak, dan tidak mudah patah diterjang angin.

Seorang pengusaha TBS di Kelunpang Selatan, Abah Pendi, mengatakan, harga bibit atau kecambah kelapa sawit naik dari sekitar Rp350.000 per bungkus menjadi Rp700.000 per bungkus (isi sekitar 250 biji).

"Beberapa hari lalu harganya masih Rp600.000, tetapi saat ini sudah naik menjadi Rp700.000 per bungkus, tidak menutup kemungkinan akan naik lagi," terangnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015