Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan sepakat mendukung upaya Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan mencegah munculnya intoleransi.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan Tajuddin Noor dan Sekretaris DPW NU Kalimantan Selatan Berry Nahdian Furqon menandatangani nota kesepahaman mengenai upaya pencegahan intoleransi dengan kepolisian daerah di Banjarmasin, Rabu, disaksikan oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal.
"Hari ini Polda Kalsel bersama NU dan Muhammadiyah melakukan penandatanganan nota kesepahaman sebagai bentuk komitmen para ulama menolak sikap intoleransi yang dapat berujung pada paham radikalisme," kata Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan Irjen Pol Rikwanto.
"Jika tidak dicegah sejak dini, intoleransi bisa memunculkan radikalisme dan berujung pada aksi terorisme. Jadi sikap-sikap anti keberagaman ini tidak boleh dianggap sepele, semua bisa berkembang untuk hal-hal tidak baik," ia menambahkan.
Polda Kalimantan Selatan dengan dukungan dari NU dan Muhammadiyah akan berupaya mendeteksi sejak dini potensi munculnya intoleransi dan radikalisme.
"Menuntut ilmu agama dengan benar, mencari guru juga yang benar. Jika NU dan Muhammadiyah mendeteksi adanya penyimpangan dalam pembelajaran para staf pengajarnya maka dapat segera memberikan informasi ke kami," kata Rikwanto.
Pemimpin NU dan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan juga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah yang mendatangkan kemaslahatan bagi umat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan Tajuddin Noor dan Sekretaris DPW NU Kalimantan Selatan Berry Nahdian Furqon menandatangani nota kesepahaman mengenai upaya pencegahan intoleransi dengan kepolisian daerah di Banjarmasin, Rabu, disaksikan oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal.
"Hari ini Polda Kalsel bersama NU dan Muhammadiyah melakukan penandatanganan nota kesepahaman sebagai bentuk komitmen para ulama menolak sikap intoleransi yang dapat berujung pada paham radikalisme," kata Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan Irjen Pol Rikwanto.
"Jika tidak dicegah sejak dini, intoleransi bisa memunculkan radikalisme dan berujung pada aksi terorisme. Jadi sikap-sikap anti keberagaman ini tidak boleh dianggap sepele, semua bisa berkembang untuk hal-hal tidak baik," ia menambahkan.
Polda Kalimantan Selatan dengan dukungan dari NU dan Muhammadiyah akan berupaya mendeteksi sejak dini potensi munculnya intoleransi dan radikalisme.
"Menuntut ilmu agama dengan benar, mencari guru juga yang benar. Jika NU dan Muhammadiyah mendeteksi adanya penyimpangan dalam pembelajaran para staf pengajarnya maka dapat segera memberikan informasi ke kami," kata Rikwanto.
Pemimpin NU dan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan juga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah yang mendatangkan kemaslahatan bagi umat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021