Ketua DPRD Kabupaten Kotabaru Syairi Mukhlis mengingatkan adanya pancaroba yang terjadi, yakni perubahan cuaca secara ektrim saat ini harus diwaspadai oleh pemerintah daerah setempat khususnya SKPD terkait dalam mengantisipasi bencana.

"Kabupaten Kotabaru yang secara geografis merupakan wilayah kepulauan, menjadikan daerah yang rawan terjadinya bencana pada musim pancaroba seperti sekerang ini," tegas Syairi.

Oleh karenanya lanjut dia, perlu langkah antisipasi dalam menyikapi fenomena tersebut, karena   berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mendeteksi dini terjadinya ancaman musibah.

Kotabaru yang terdiri dari kepulauan dan pegunungan, menjadikan sebagian daerahnya rawan terhadap bencana seperti banji, tanah longsor, dan musibah lainnya.

"Kalau yang rawan banjir biasanya di daerah bantaran sungai besar seperti Sampanahan, Kelumpang Hulu dan Hampang," kata Syairi.

Hal itu menurut dikarenakan sungai-sungai di kawasan Kambatang itu relatif lebar yang terhubungan dengan pegunungan meratus di bagian hulu.

Memang di daerah yang bersangkutan (bagian bawah) tidak hujan, tapi jika daerah hulu hujan lebat, maka teradi banjir kiriman yang tiba-tiba.
 
Demikian pula daerah rawan longsor seperti Marabatuan, Sungai Durian dan sekitarnya, semua itu harus diwaspadai untuk melakukan langkah antisipasi, agar jika memang terjadi musibah, maka dapat diminimalisir kerugian atau korbannya.

Sementara disinggung terkait kesiapan anggaran, mantan kepala desa ini menyebut, legislatif dalam kewenangannya bersama eksekutif telah menetapkan alokasi untuk menghadapi bencana ini melalui BPBD Kotabaru cukup besar mencapai Rp4 miliar.

"Jumlah tersebut lebih tinggi dari anggaran sebelumnya sekitar Rp2 miliar, hal itu disebabkan bersamaan dengan penanganan pandemi COVID-19," jelasnya.

Pewarta: M. Shohib

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021