Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindag UKM) Kabupaten Hulu Sungai Utara berupaya mencegah perajin menjual produk setengah jadi dengan memberikan pelatihan desain motif dan anyaman.

Plt Kepala Disperindag UKM Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Muhammad Rafiq di Amuntai, Kamis (25/2) mengatakan, para perajin kerap menjual produk setengah jadi atas pesanan pembeli dan pengepul.

"Kebutuhan akan keuntungan yang cepat dan pangsa pasar yang jelas membuat sebagian perajin memproduksi kerajinan setengah jadi karena modalnya juga sedikit dibanding membuat produk kerajinan yang berkualitas," ujar Rafiq.

Rafiq mengatakan, produk kerajinan setengah dijual para perajin karena memang ada pihak pembeli (buyer) yang memesan.Selain itu perajin juga tidak memiliki alat dan kemampuan untuk finishing.
 
Plt Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU Muhammad Rafiq. (Antaranews Kalsel/Eddy Abdillah)

Diakui Rafiq jika kendala tersebut menjadi tantangan yang dihadapi Disperindag dan UKM Kabupaten HSU dalam upaya meningkatkan kesejahteraan perajin.

"Selama ini mereka menjual produk kerajinan setengah jadi hanya sekedar memperoleh keuntungan kecil, namun melalui peningkatan mutu produk melalui  desain motif dan anyaman diharapkan mampu meningkatkan pendapatan perajin secara lebih signifikan," ujar Rafiq.

Rafiq mengatakan, pengembangan desain, motif dan kualitas anyaman kerajinan menjadi agenda rutin yang dilaksanakan Disperindag UKM setiap tahun sambil turut membantu mencarikan pangsa pasar kerajinan.

Baru-baru ini Disperindag UKM kembali menyelenggarakan pelatihan desain produk kerajinan selama enam hari sejak 23 Pebruari di lokasi Showrroom Dekranasda di Kawasan Rest Area Istana Puteri Junjung Buih Desa Muara Tapus.

Salah satu usaha kerajinan anyaman purun, rotan dan eceng gondok yang sudah berhasil menembus manca negara yakni Kelompk Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung di Desa Banyu Hirang.

Pimpinan KUB Kembang Ilung, Supian mengatakan jika produk kerajinan purun dan eceng gondok diminati diluar negeri bahkan usaha yang dipimpinnya kesulitan memenuhi permintaan karena keterbatasan perajin yang memiliki keterampilan desain.

"Sementara ini hanya beberapa perajin Kembang Ilung yang bisa dikoordinir untuk memenuhi pesanan karena kebanyakan perajin yang lain belum memilki keterampilan desain meski diantara mereka sudah pernah mengikuti pelatihan desain dan motif anyaman," terangnya.

Meski demikian, Supian berharap Disperindag maupun lembaga lainnya yang terkait bisa terus memberikan pelatihan bagi perajin karena pangsa pasar sudah terbuka bagi produk kerajinan yang berkualitas.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021