Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA menerima silaturahmi jajaran BKKBN Kalsel di kediaman dinas Rabu (24/2) malam. Selain Kepala BKKBN H Ramlan MA beserta jajaran juga mendampingi Kepala Disdukcapil dan KB Kalsel Irfan Sayuti.

Dalam pertemuan tersebut Ramlan memaparkan capaian kinerja dan perkembangan pembangunan kependudukan keluarga berencana di Kalsel.

Ada tiga poin utama yang dilaporkan yakni rencana Rakerda Bangga Kencana 2021 di Banjarmasin, pendataan keluarga serta perkembangan penanganan Stunting.

Usai pertemuan, Safrizal menilai peran strategis BKKBN dalam pembangunan manusia sebagaimana cita – cita nasional Bangsa Indonesia.

“Tugas BKKBN berat sekaligus penting untuk memajukan manusia Indonesia khususnya peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui pendekatan keluarga,” katanya.

Namun cita - cita pembangunan manusia itu harus dibarengi dengan sinergi atau kolaborasi antara semua pihak baik pemerintah daerah, Forkopimda dan semua elemen masyarakat.

Pj Gubernur dalam pertemuan tersebut juga mendukung penanganan Stunting. “Dalam penanganan Stunting kita harus bersinergi dengan program pemerintah pusat sehingga dapat secara sinkron dan terencana dengan baik,” katanya.

Sementara Kepala BKKBN Kalsel H Ramlan MA mengatakan pihaknya meminta kesediaan Pj Gubernur untuk membuka Rakerda Bangga Kencana pada Bulan Maret mendatang.

“Dalam waktu dekat akan kita menggelar Rakerda Bangga Kencana 2021 se Kalsel, jadi kami mohon kesediaan Pj Gubernur untuk membukanya,” kata Ramlan.

Selain itu juga dilaksanakan pendataan keluarga yang akan dimulai pada 1 April hingga 31 Mei 2021 mendatang. “Mohon dukungan dari pemerintah provinsi, Kabupten/kota serta termasuk masyarakat dalam rangka kegiatan pendataan keluarga 2021 ini,” ujar Ramlan.

BKKBN juga meminta dukungan secara concern terhadap percepatan penurunan Stunting dan peningkatan kualitas kampung KB. “Kita juga berharap dukungan penggerakkan lini lapangan program bangga kencana melalui para penyuluh KB, tenaga penggerak desa/kelurahan hingga kader KB di desa,” kata Ramlan.

Sementara terkait angka Stunting secara nasional pada 2021 sekitar 27,6 persen dan diharapkan pada 2024 menurun menjadi 14 persen.

Adapun faktor penyebab Stunting di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan ibu akan gizi dan pola asuh 1000 HPK, infeksi bayi secara berulang, terbatasnya layanan kesehatan dan sanitasi yang buruk.

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021