Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), H Syaifullah Tamliha, menyampaikan harapannya agar Pejabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Safrizal membantu penyelesaian infrastruktur jalan nasional, baik jembatan atau jalan yang putus.

Ia mengatakan, ini sebagai bentuk mitigasi bencana atau upaya untuk mengurangi risiko bencana, juga program yang dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, termasuk menangani terjadinya kelangkaan LPG 3 kilogram karena distribusi yang terhambat.

"Pemerintah sudah membuat regulasi pendistribusian LPG 3 kilogram ke Pertamina dengan kajian yang matang, dan juga tidak mungkin masyarakat langsung mengisi di Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji(SPPBE)," katanya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (23/2) kemarin.

Baca juga: Peduli warga terdampak banjir, bantuan Syaifullah Tamliha disalurkan PPP HST

Dijelaskan dia, hal ini karena dengan mengisi langsung ke SPPBE sangat berisiko, diketahui gas tersebut merupakan sesuatu yang mudah meledak. Disamping masalah sesungguhnya LPG 3 kilogram ini langka saat ini disebabkan terputusnya infrastruktur jalan dan jembatan.

Terputusnya infrastruktur ini diakibatkan banjir beberapa waktu lalu, sehingga distribusi dari Depot Mini Gas di Jembatan Barito ke SPPBE di Kabupaten atau Kota di Kalsel terpaksa lewat Landing Craft Tank (LCT) dengan rentang waktu yang lama.

Mobil tangki pengangkut gas LPG tidak bisa melewati jalan Gubernur Syarkawi yang rusak parah dan belum berfungsinya Jembatan Kayu Tangi yang sedang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga: Harga eceran LPG 3 kg di HSS terendah Rp20 ribu, paling mahal Rp26 ribu

"Dan disatu sisi armada LCT yang mengangkut mobil gas Skidtank, juga harus menunggu air surut dan pasang di Muara Sungai Barito," katanya.

Sebagaimana diketahui, saat ini hampir merata di kabupaten dan kota di Kalsel masyarakatnya mengeluhkan kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi 3 kilogram, serta harganya pun sudah melambung dari Harga Eceran Terendah (HET) yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

Dari pantauan di lapangan LPG dijual dan beredar di eceran dari harga Rp27 ribu hingga di atas Rp30 ribu, ada warga yang terpaksa membawa pulang gas tanpa isi ataupun terpaksa membeli dengan harga yang lebih mahal, kondisi ini diakui mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat begitu pun berimbas bagi pelaku usaha kecil.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021