Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Perbaikan jalan di Sungai Gampa Kecamatan Banjarmasin Utara, yang panjangnya sekitar lima kilometer yang mengalami rusak parah dan sulit dilalui itu, terkendala ruang terbuka hijau.


Hal itu terungkap ketika anggota komisi III DPRD Kota Banjarmasin dan Dinas Bina Marga setempat mengunjungi Sungai Gampa yang berada di pinggiran kota atau Kelurahan Sungai Jingah, Jumat.

Kepala Dinas Bina Marga Kota Banjarmasin Gusti Riduan Sofyan beralasan, jalan Sungai Gampa tidak bisa diperbaiki saat ini karena masuk dalam kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Oleh karenanya, lanjut dia, perbaikan jalan tersebut tidak bisa secara permanen diaspal atau dibeton, sebab sudah ada peraturannya di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai kawasan hijau.

"Jadi ganjalannya perbaikan Jalan Sungai Gampa ini adalah terbentur RTH, terkecuali nanti ada surat rekomendasi dari Dinas Tata Ruang," ujarnya saat mengunjungi lokasi tersebut.

Sebab, terangnya, kalau tidak ada rekomendasi itu atau istilahnya merevisi Perda RTRW, dilaksanakan pembangunannya maka melanggar aturan, dan bisa dipidanakan.

"Nah, karena masyarakat sangat membutuhkan jalan ini, maka pihaknya akan berusaha mengajukan surat rekomendasinya keinstansi terkait, kalau disetujui maka diusulkan nanti pembangunannya tahun depan," tuturnya.

Terkait kerusakan parah jalan tersebut, dia mengharapkan, agar masyarakat bisa bersabar, dan menanggulanginya sementara dengan gotong royong.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Muhammad Isnaini menekankan, pemerintah harus bisa memberikan solusi terhadap permasalahan infrastruktur di daerah Sungai Gampa ini, sebab kepentingan masyarakat di atas segalanya.

"Tapi memang harus bersinergi dengan peraturan, dan kita (dewan) akan meminta kepada Dinas Tata Ruang untuk memberi dispensasi untuk bisa dilakukan perbaikan jalan secara permanen di daerah RTH tersebut," katanya.

"Pasalnya masyarakat yang membutuhkan jalan ini sangat banyak. Sebab ada dua Rukun Tetangga (RT) yang tinggal dan membutuhkan jalan tersebut," paparnya.

Sebab, ungkap politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu adapula fasilitas pemerintah berupa Puskesmas dan sekolah di daerah tersebut.

Salah seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Sungai Gampa Diva Nadia mengaku sangat kesulitan melalui jalan rusak itu ketika bertugas.

Karena itu, ucap dia, apabila da pasiennya yang perlu mendapatkan rujukan ke rumah sakit harus menumpang perahu atau kelotok (perahu bermotor kecil).

  "Dengan naik perahu sangat lama perjalannya, padahal kalau lewat darat bila jalan ini baik, hanya sekitar 30 menit saja ke rumah sakit," pungkasnya.   

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015