Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan kematian yang cukup tinggi akibat penyakit kanker di Indonesia menyebabkan beban biaya jaminan kesehatan nasional (JKN) sangat besar.
"Permasalahan kanker saat ini perlu mendapat perhatian, karena menjadi salah satu penyebab kematian yang tinggi di Indonesia dan menyebabkan beban pembiayaan JKN yang sangat besar," kata Menkes Budi diwakili Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Rita Rogayah dalam Dialog CSIS tentang Akses Penanganan Kanker Payudara HER2 positif secara virtual di Jakarta, Jumat.
Menkes menjelaskan bahwa berdasarkan data Grobocan Tahun 2018 yang bersumber dari registrasi kanker nasional, total penderita kanker Indonesia saat ini mencapai 0,13 persen dari total jumlah penduduk.
Kanker terbanyak yang diderita oleh wanita adalah kanker payudara, yaitu 11,65 persen, kanker leher rahim 6,39 persen, dan kanker ovarium 2,63 persen.
Sementara, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,8 per seribu penduduk, dengan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita adalah kanker payudara dengan persentase 30,9 persen, disusul kanker leher rahim 17,2 persen, dengan tingkat kematian akibat kanker adalah 0,078 dari jumlah penduduk.
Sedangkan data BPJS Kesehatan Tahun 2020 menunjukkan bahwa kanker menempati urutan kedua sebagai penyakit dengan beban pembiayaan yang cukup sebesar, yaitu sebesar Rp3,5 triliun.
Dengan angka kasus yang terus meningkat di Indonesia saat ini, Menkes menilai program penanggulangan kanker harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari promosi, pencegahan, deteksi dini, skrining, diagnosis dan terapi, pengawasan, penelitian hingga rehabilitasi.
Kemudian, adanya data tentang angka kanker di Indonesia dari berbagai pihak juga diharapkan bisa menjadi dasar bagi perencanaan program penanggulangan kanker, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang telah dilakukan sejauh ini adalah dengan menyediakan SDM, sarana prasarana, peralatan pelayanan kesehatan, dan obat-obatan.
Pemerintah melalui Kemenkes, katanya, hingga saat ini terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan sumber daya tersebut, khususnya di bidang kanker.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Permasalahan kanker saat ini perlu mendapat perhatian, karena menjadi salah satu penyebab kematian yang tinggi di Indonesia dan menyebabkan beban pembiayaan JKN yang sangat besar," kata Menkes Budi diwakili Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Rita Rogayah dalam Dialog CSIS tentang Akses Penanganan Kanker Payudara HER2 positif secara virtual di Jakarta, Jumat.
Menkes menjelaskan bahwa berdasarkan data Grobocan Tahun 2018 yang bersumber dari registrasi kanker nasional, total penderita kanker Indonesia saat ini mencapai 0,13 persen dari total jumlah penduduk.
Kanker terbanyak yang diderita oleh wanita adalah kanker payudara, yaitu 11,65 persen, kanker leher rahim 6,39 persen, dan kanker ovarium 2,63 persen.
Sementara, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,8 per seribu penduduk, dengan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita adalah kanker payudara dengan persentase 30,9 persen, disusul kanker leher rahim 17,2 persen, dengan tingkat kematian akibat kanker adalah 0,078 dari jumlah penduduk.
Sedangkan data BPJS Kesehatan Tahun 2020 menunjukkan bahwa kanker menempati urutan kedua sebagai penyakit dengan beban pembiayaan yang cukup sebesar, yaitu sebesar Rp3,5 triliun.
Dengan angka kasus yang terus meningkat di Indonesia saat ini, Menkes menilai program penanggulangan kanker harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari promosi, pencegahan, deteksi dini, skrining, diagnosis dan terapi, pengawasan, penelitian hingga rehabilitasi.
Kemudian, adanya data tentang angka kanker di Indonesia dari berbagai pihak juga diharapkan bisa menjadi dasar bagi perencanaan program penanggulangan kanker, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang telah dilakukan sejauh ini adalah dengan menyediakan SDM, sarana prasarana, peralatan pelayanan kesehatan, dan obat-obatan.
Pemerintah melalui Kemenkes, katanya, hingga saat ini terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan sumber daya tersebut, khususnya di bidang kanker.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021