Masyarakat tani Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), masih ada yang mau mencoba menanam padi varietas lokal pascabencana banjir beberapa waktu lalu.

Anggota DPRD Kalsel Fahrani SPdI MSi asal daerah pemilihan Kabupaten Banjar mengungkapkan itu di Banjarmasin, Kamis (18/2) lalu usai pertemuan dengan wakil rakyat Kotabaru - kabupaten paling timur provinsi tersebut.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabupaten Banjar itu menerangkan, tampaknya masih ada cara warga tani daerahnya untuk menanam kembali padi varietas lokal.

"Padahal persediaan benih atau paung padi lokal sudah habis mereka tanam yang tersapu bencana banjir," ujar laki-laki kelahiran Tahun 1987 berbintang Capricornus itu yang juga mengaku anak petani.

Wakil rakyat yang tinggal di kawasan persawahan Kecamatan Gambut, salah satu sentra pertanian Kabupaten Banjar itu, mengungsi, untuk menanam atau mengembangkan kembali padi lokal mereka menggunakan "rimbangun" (anakan padi yang tumbuh dengan sendirinya sehabis panen).

"Rimbangun atau "Limbangan" (berdasarkan bahasa Banjar Hulu) yang dianggap liar dan tidak dimanfaatkan itu mereka ambil untuk ditanam kembali sebagaimana mestinya pascabanjir," ungkap anggota Komisi I DPRD Kalsel tersebut.

"Jadi selain menanam atau memanfaatkan benih padi varietas unggul pemberian dari pemerintah, sebagian warga tani Kabupaten Banjar mencoba mengembangkan kembali padi lokal yang mereka ambil dari rimbangun," lanjutnya.

Masyarakat tani "Bumi Barakat" Banjar khususnya berharap tidak ada lagi bencana banjir susulan sehingga tanaman padi mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik hingga panen.

"Warga tani Bumi Barakat Banjar optimistis tanaman padai mereka akan menghasilkan kendati sedikit terlambat dari perhitungan musim karena banjir, asalkan tidak ada lagi bencana," demikian Fahrani.

Bumi Barakat Banjar sejak lama merupakan lumbung padi Kalsel yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut yang sebagian petaninya masih mempertahankan padi varietas lokal.

Barakat menjadi motto daerah Kabupaten Banjar yang pengertiannya daerah dan masyarakat setempat berberkah (barakat berasal dari bahasa daerah Banjar dengan persamaan kata berkah).

Beberapa padi lokal yang harganya lebih mahal dari varietas unggul antara lain Siam Unus, Mutiara, Mayang dan Karandukuh dengan ciri khasnya nasi "purai" (tidak pulen).






 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021