Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - PT PLN (Persero) Cabang Kotabaru, Kalimantan Selatan, siap membeli daya listrik yang diproduksi perusahaan swasta guna melayani masyarakat di pelosok yang belum mendapatkan layanan listrik dari PLN.


Manajer PT PLN Cabang Kotabaru, Muhammad Rizlani, di Kotabaru, Rabu mengatakan, saat ini pihaknya menawarkan kepada pihak ketiga yang kelebihan daya untuk dijual ke PLN, untuk disalurkan kepada calon pelanggan di daerah yang belum terlayani listrik dari PLN.

"Kami siap membeli daya listrik sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah," kata Rizlani menegaskan.

Dia menjelaskan, saat ini PLN sudah bekerja sama dengan tiga pihak ketiga, yakni, industri semen merk Tiga Roda, PT Indocemen Tunggal Prakarsa (ITP), Tarjun, yang menjual daya ke PLN sebesar 3,4 MW.

Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Alam Raya Kencana Mas, yang menjual daya sekitar 280 KVA, dan perusahaan pengolahan bijih besi PT Meratus Jaya Iron Steel Engineering Vacancies Batulicin, sekitar 4 MW-5 MW.

Sesuai rencana awal, PLN akan membeli daya dari PT Alam Raya Kencana Mas sekitar 4 MW, tetapi perusahaan tersebut baru mampu menyuplai sekitar 280 KVA.

Itupun saat ini tidak dapat dilaksanakan karena ada perbaikan boiler, dan Indocemen sebesar 3,2 MW, tetapi terealisasi 3,4 MW jadi ada tambahan sebesar 0,2 MW, dan target PT. MJISEV Batulicin sekitar 20 MW, tetapi baru terealisasi sekitar 4 MW-5 MW," ungkapnya.

Sebelumnya, Basuki Rahman saat menjabat Manager PT PLN Cabang Kotabaru, mengatakan, pihaknya menawarkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang memproduksi listrik dengan sistem Energi Baru Terbarukan (EBT).

Dia menjelaskan, salah satu tujuan kerja sama tersebut agar PLN bisa melayani masyarakat di pelosok-pelosok desa yang belum mendapatkan pelayanan listrik dari PLN.

Basuki mengimbau kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi listrik, dan berlebih untuk dijual ke PT. PLN dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp852,8 per kwh.

Listrik yang dibeli PLN dari perusahaan tersebut akan dijual kepada masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan listrik dari PT. PLN dengan harga subsidi pemerintah yakni, Rp700 per kwh.

PLN tidak akan mengambil keuntungan apapun dari masalah tersebut, karena sebagai Badan Usaha Milik Negara PLN bertekad memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat luas.

Menurut Basuki, akhir-akhir ini mulai bermunculan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di daerah, mereka memproduksi listrik sendiri dan berlebih. Dan pabrik PKS minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) tersebut. memproduksi listrik dengan menggunakan bahan bakar limbah sawit berupa cangkang kelapa sawit.

Kelebihan listrik tersebut diharapkan bisa dijual ke PT. PLN untuk melayani masyarakat di sekitar perusahaan, khususnya mereka yang belum terjangkau oleh layanan listrik dari PLN.

Masih menurut Basuki, PLN kini sedang giat-giatnya mendorong industri listrik dengan menggunakan energi baru terbarukan.

Karena biaya produksi listrik dengan sistem EBT tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan mesin pembangkit berbahan bakar BBM fosil, seperti, solar.

Biaya produksi listrik dengan bahan bakar solar sekitar Rp2.700 per kwh.

  "Bahan bakar power plant yang menggunakan cangkang sawit tersebut bisa diproduksi kembali, dan bisa diperbaharui, berbeda dengan bahan bakar solar atau yang lainnya," tuturnya.   

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015