Kawasan perkampungan Sungai Gampa di Kelurahan Sungai Jingah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan masih terisolasi akibat banjir yang menerjang lebih dari satu pekan.
Berdasarkan pantauan ANTARA pada Sabtu, jalan utama menuju akses perkampungan di daerah pinggiran kota Banjarmasin itu masih tergenang meski ketinggiannya berkurang dibanding beberapa hari lalu.
"Untuk kawasan Sungai Andai termasuk Sungai Gampa, banjir terjadi akibat pengaruh air pasang di Sungai Awang dan Sungai Terantang Barito Kuala. Karena tarikan air dari sana masih cukup besar, sehingga berpengaruh untuk kawasan pesisir di Banjarmasin Utara," jelas Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.
Dia mengatakan, Sungai Biuku yang mengalir di Kelurahan Sungai Andai juga telah dikeruk baik ditambah kelebarannya maupun kedalamannya. Namun lantaran tinggi permukaan sungai dan pemukiman penduduk sama maka menimbulkan genangan yang lambat surutnya jika air pasang, apalagi ditambah hujan deras.
"Untuk mempercepat turunnya genangan, saya sudah minta dibantu penyedotan dari pompa-pompa kecil milik barisan pemadam kebakaran (BPK), sebagaimana titik banjir lainnya yang juga disedot," jelas Ibnu.
Sungai Gampa pernah menjadi lokasi kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-100 oleh Kodim 1007 Banjarmasin pada Oktober 2017 yaitu pembuatan 23 jembatan dan membangun jalan sepanjang 729 meter.
Kawasan kampung pesisir sungai itu juga merupakan lumbung produksi pertanian berupa padi dan jeruk sehingga menjadi sentra jeruk jenis Siam Banjar.
Sementara di Kecamatan Banjarmasin Timur banjir juga masih menggenang di beberapa titik mulai Jalan Pramuka sampai Jalan Veteran hingga Jalan Gatot Subroto. Namun ketinggian air terus menurun seiring tak lagi turun hujan dan upaya penyedotan oleh Pemkot Banjarmasin serta pembersihan bangunan yang menghalangi aliran sungai.
Banjir di ibukota provinsi Kalimantan Selatan itu memasuki hari ke-9 yang telah berdampak pada 134 ribu jiwa serta sekitar 3.000 jiwa harus mengungsi di 900 titik pengungsian.
Saat ini, berdiri 84 dapur umum yang dibantu pemda untuk distribusi paket sembako dan bahan makanan siap santap bagi warga korban banjir. Salah satu posko pengungsian yang paling besar yaitu di Terminal Induk Km 6 Banjarmasin yang dihuni sekitar 600 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Berdasarkan pantauan ANTARA pada Sabtu, jalan utama menuju akses perkampungan di daerah pinggiran kota Banjarmasin itu masih tergenang meski ketinggiannya berkurang dibanding beberapa hari lalu.
"Untuk kawasan Sungai Andai termasuk Sungai Gampa, banjir terjadi akibat pengaruh air pasang di Sungai Awang dan Sungai Terantang Barito Kuala. Karena tarikan air dari sana masih cukup besar, sehingga berpengaruh untuk kawasan pesisir di Banjarmasin Utara," jelas Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.
Dia mengatakan, Sungai Biuku yang mengalir di Kelurahan Sungai Andai juga telah dikeruk baik ditambah kelebarannya maupun kedalamannya. Namun lantaran tinggi permukaan sungai dan pemukiman penduduk sama maka menimbulkan genangan yang lambat surutnya jika air pasang, apalagi ditambah hujan deras.
"Untuk mempercepat turunnya genangan, saya sudah minta dibantu penyedotan dari pompa-pompa kecil milik barisan pemadam kebakaran (BPK), sebagaimana titik banjir lainnya yang juga disedot," jelas Ibnu.
Sungai Gampa pernah menjadi lokasi kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-100 oleh Kodim 1007 Banjarmasin pada Oktober 2017 yaitu pembuatan 23 jembatan dan membangun jalan sepanjang 729 meter.
Kawasan kampung pesisir sungai itu juga merupakan lumbung produksi pertanian berupa padi dan jeruk sehingga menjadi sentra jeruk jenis Siam Banjar.
Sementara di Kecamatan Banjarmasin Timur banjir juga masih menggenang di beberapa titik mulai Jalan Pramuka sampai Jalan Veteran hingga Jalan Gatot Subroto. Namun ketinggian air terus menurun seiring tak lagi turun hujan dan upaya penyedotan oleh Pemkot Banjarmasin serta pembersihan bangunan yang menghalangi aliran sungai.
Banjir di ibukota provinsi Kalimantan Selatan itu memasuki hari ke-9 yang telah berdampak pada 134 ribu jiwa serta sekitar 3.000 jiwa harus mengungsi di 900 titik pengungsian.
Saat ini, berdiri 84 dapur umum yang dibantu pemda untuk distribusi paket sembako dan bahan makanan siap santap bagi warga korban banjir. Salah satu posko pengungsian yang paling besar yaitu di Terminal Induk Km 6 Banjarmasin yang dihuni sekitar 600 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021