Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki maskot flora yaitu buah kasturi yang dinyatakan punah status konservasinya oleh Lembaga Konservasi Dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Melalui pendirian Taman Buah Lokal Mekar Lestari di Desa Wisata Muara Kanoco, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel, kasturi dilestarikan bersama beragam jenis buah lainnya yang menjadi endemik di Bumi Lambung Mangkurat.

"Buah kasturi merupakan jenis mangga yang sudah punah di alam liar. Inilah yang menjadi alasan kami berupaya melestarikannya," kata Amalia Rezeki, penggagas Taman Buah Lokal Mekar Lestari, Rabu (13/1).

Kasturi merupakan jenis mangga berukuran kecil dengan kulit buah tipis warna hijau terang bintik-bintik berwarna gelap dan apabila masak maka kulit buah berubah menjadi ungu kehitaman.

Sedangkan daging buah berwarna oranye gelap yang memiliki rasa manis dan aroma buah harum, sehingga banyak disukai masyarakat Kalimantan Selatan.
Buah kasturi. (ANTARA/net)


Diakui Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki, pohon kasturi yang dapat tumbuh tinggi besar di alam membuatnya sulit ditanam di pekarangan rumah seperti jenis mangga pada umumnya yang banyak ditanam masyarakat.

Keanekaragaman hayati khususnya tanaman buah lokal di Desa Muara Kanoco membuat Amel terinspirasi terus melestarikan aneka buah yang menjadi khas Kalsel. Selain kasturi, ada juga mangga jenis kuini, hambawang, hampalam damar atau sapat, ketapi hingga jambu bol atau jambu agung hingga sukun dan balangkasua atau dikenal sebagai anggurnya orang Banjar (Kalsel).

"Jadi desa wisata yang di dalamnya pelestarian buah lokal ini pengelolaannya berbasis masyarakat dengan menjunjung kearifan lokal yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian warga," tandas Amel.
Amalia Rezeki bersama tim berada di Desa Wisata Muara Kanoco. (ANTARA/Firman)


Amalia Rezeki yang juga Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menggagas Desa Wisata Muara Kanoco sekaligus ingin mengembangkan kawasan wisata minat khusus yang mendunia di pesisir Sungai Barito. Dimana lokasinya berdekatan dengan Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya konservasi dan pengembangan ekowisata bekantan.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021