Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyatakan keluarnya izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan kabar baik bagi masyarakat Indonesia.

"Semoga ini menjadi saat yang ditunggu-tunggu masyarakat utamanya pada masa pandemi ini adanya vaksin. Alhamdulillah, MUI dan BPOM sudah mengeluarkan izin edar, artinya vaksin Sinovac ini sudah bisa digunakan," kata Jazilul Fawaid (Gus Jazil) dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Informasi yang diterima Gus Jazil bahwa Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang divaksin pada hari Rabu (13/1), kemudian dilanjutkan tenaga kesehatan sebagai kelompok yang rentan tertular.

Gus Jazil berharap pemerintah pusat maupun pemerintah daerah segera melaksanakan vaksinasi sesuai dengan skema tahapan.

Ia meminta masyarakat memberikan dukungan untuk berlangsungnya program vaksinasi.

 

Pada tahapan atau gilirannya divaksin, kata dia, untuk memenuhi anjuran pemerintah.

"Karena vaksin yang diterima baru 3 juta, masyarakat Indonesia ada 250 jutaan jiwa penduduk, masih cukup banyak kebutuhan," ujarnya.

Menurut dia, kalau 3 juta hanya cukup untuk tenaga kesehatan, pada tahun berikutnya masyarakat sesuai dengan skema itu yang akan menerima vaksin.

Dengan adanya vaksin tersebut, kata Gus Jazil, menjadi harapan baru bagi masyarakat yang selama ini belum punya solusi dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Baca juga: Australia: Vaksinasi COVID-19 bisa dimulai pada Februari

"Kalau ternyata pandemi masih terus berlangsung, vaksinasi juga akan terus berlangsung," ujarnya.

Jika vaksin ini sudah diedar secara merata, lanjut dia, secara otomatis vaksin bisa mengurangi angka kasus corona.

"Kita berharap COVID-19 akan hilang, masyarakat kebal, dan mudah-mudahan pada tahun 2021 pandemi selesai," katanya.

Kalau hal tersebut berjalan baik, kata dia, ke depannya masyarakat bisa kembali pada kehidupan normal, kemudian makin cepat bangsa ini masuk pada kehidupan normal yang makin baik karena semua aktivitas masyarakat, perekonomian, pariwisata, dan semuanya akan normal kembali.

Baca juga: Pakar: Bentuk tim pengawas jamin mutu vaksinasi COVID-19

Politikus PKB itu berharap vaksinasi menjadi solusi agar masyarakat mulai bisa memulai aktivitasnya kembali.

Sebelumnya, BPOM mengeluarkan EUA vaksin COVID-19 Sinovac setelah adanya nilai efikasi atau kemanjuran setara dengan 65,3 persen.

Angka itu diambil dari laporan interim 3 bulan pascasuntikan kedua dari Uji Klinis Fase 3 yang dilaksanakan di Bandung sejak Agustus 2020 dan uji klinis diberikan kepada 1.620 sukarelawan.

Sementara itu, MUI dalam sidang Komisi Fatwa, 8 Januari 2021, juga telah memutuskan bahwa vaksin CoronaVac dan vaksin produk Fill and Finish COVID-19 yang dikerjakan di Bio Farma dengan nama Cov2Bio berstatus suci dan halal.

Ketetapan ini dituangkan dalam Fatwa Nomor 02 Tahun 2021 tentang Vaksin COVID-19 dari Sinovac Life Sciences Co. Ltd. Tiongkok dan PT Bio Farma (Persero).

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021