Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan fokus untuk melakukan rehabilitasi terhadap hutan yang berada di kawasan hulu untuk menahan laju kerusakan kawasan hutan di bagian hilir.


Dirjen Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutan Sosial (BPDASPS) Ir Hilman Nugroho di Banjarmasin, Rabu mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan program rehabilitasi hutan di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai prioritas program rehabilitasi hutan saat ini.

"Sekarang kita sedang menggalakkan rehabilitasi hutan kritis di kawasan hulu. Sebab jika daerah hulu rusak, maka hilirnya dapat dipastikan rusak pula," katanya.

Kedatangan Hilman ke Kalimantan Selatan untuk menghadiri peluncuran penanaman perdana rehabilitasi DAS oleh perusahaan pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) dan rehabilitasi kawasan konservasi taman hutan rakyat (Tahura) Sultan Adam oleh TNI.

Menurut Hilman, Tahura Sultan Adam dengan luas sekitar 120 ribu hektare, sekitar 50 persen dalam kondisi kritis.

"Padahal, Tahura Sultan Adam, merupakan sub DAS sungai-sungai yang ada di bawahnya, sehingga memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan ketersediaan air di daerah ini.

Kegiatan rehabilitasi kawasan hutan di Tahura Sultan Adam tersebut, selain dilakukan pemerintah, TNI dan Polri, pelajar dan mahasiswa, perusahaan pemegang IPPKH, kegiatan itu juga diikuti Komunitas Jurnalis Pena Hijau dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel.



Tanam

Acara juga ditandai dengan penanaman puluhan ribu batang pohon berbagai jenis, baik pohon langka maupun pohon yang bernilai ekonomis lainnya.

Menurut Hilman, pemerintah terus menggalakkan program tanam pohon, guna memperbaiki kerusakan lingkungan. Pada tahun 2011 ditanam sekitar 1,5 miliar pohon, tahun 2012 ditanam 1,6 miliar pohon, tahun 2013 ditanam 1,8 miliar pohon, dan diharapkan pada 2014 bisa ditanam sebanyak 2 miliar pohon.

"Dan, sekarang digalakkan rehabilitasi hutan kritis di kawasan hulu," katanya.

Program rehabiliasi hutan Kalsel, lanjut dia, harus memperhatikan beberapa hal, seperti menyelesaikan rencana teknik rehabilitasi hutan Kalsel, prioritas penanaman pohon di lahan kritis dan hulu, tanam dan pelihara pohon, perhatikan tepat sasaran program rehabilitasi hutan.

Selanjutnya, yaitu melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan dan fokuskan pada kawasan hutan Kalsel, khususnya di kawasan Tahura Sultan Adam dan Pegunungan Meratus.

"Rehabilitasi hutan juga harus memperhatikan ketepatan, yakni waktu, jenis, lokasi, pemeliharaan, pola pelaksanaan, serta monitoring dan pelaporan," katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Rahmadi Kurdi mengungkapkan ada 48 perusahaan yang memegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) di Kalsel.

"Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kewajiban melakukan rehabilitasi hutan dan penghijauan di lahan seluas 67.632 hektare, termasuk di DAS," katanya.

Terkait program rehabilitasi hutan kritis, Rahmadi mengungkapkan, telah dilakukan penanaman mangrove di lahan seluas 450 hektare di Batola. Penanaman mangrove di Kotabaru di lahan seluas 200 hektare dan telah pula dilakukan penanaman pohon di lahan seluas 850 hektare di Tahura Sultan Adam, beberapa waktu lalu.

  "Serta dilakukan penciptaan hutan kota di enam kabupaten/kota di Kalsel dengan total luas lahan mencapai 173 hektare, dan penanaman 91.250 batang pohon di lima kabupaten/kota di Kalsel," katanya.   

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014