Momentum pergantian tahun dari 2020 ke 2021 di Kawasan Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Jumat dini hari, berlangsung tanpa pesta kembang api layaknya tahun-tahun sebelumnya.
Meski demikian, masyarakat tetap datang dan berkerumun di trotoar pada sisi kanan dan kiri simpang empat pusat Kota Gudeg itu mendekati pukul 00:00 WIB.
Sebagian mereka tampak berdiri dan saling bercengkrama dan lainnya sibuk mengabadikan suasana dengan gawai.
Satu jam sebelumnya, potensi kerumunan masih bisa dicegah oleh petugas. Namun, mendekati pergantian tahun, jumlah warga yang berkumpul di trotoar kawasan tersebut semakin menumpuk tanpa menghiraukan imbauan membubarkan diri.
Kerumunan berangsur terurai pada pukul 00.30 WIB setelah petugas gabungan TNI/Polri dan Satpol PP membubarkan secara paksa dan meminta mereka kembali ke rumah masing-masing.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menduga munculnya kerumunan orang saat momentum pergantian tahun itu karena mereka kebingungan dan mengira ada pesta kembang api.
"Mereka kebingungan mau nonton apa kan tidak ada apa-apa kemudian mereka kembali," kata Heroe saat ditemui di kawasan itu.
Ia mengklaim jumlah orang yang memadati kawasan pusat Kota Yogyakarta itu tak lebih banyak jika dibandingkan hari-hari biasa.
Apalagi Pemkot Yogyakarta telah memasang pagar barikade di setiap sudut dengan harapan mempersulit orang berkerumun di kawasan itu.
"Saya melihat malah tidak ada kerumunan. Dibanding hari-hari biasa malah lebih banyak hari biasa sebenarnya," kata dia yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta ini.
Seorang wisatawan asal Bandung Jawa Barat Ethan (26), mengaku telah mengetahui imbauan larangan perayaan pesta kembang api di saat masa pandemi COVID-19 di Yogyakarta.
"Ya datang cuma mau lihat sih katanya di sini (Nol Kilometer) kan suka ramai. Iseng juga siapa tahu ada kembang api," kata dia.
Sementara itu, pengunjung lain asal Pekalongan, Jawa Tengah, Feni (25) mengatakan ingin menikmati suasana pergantian tahun di Yogyakarta dengan menerapkan protokol kesehatan.
Meski di masa pandemi, ia mengaku tidak khawatir dengan potensi penularan COVID-19.
"Kalau kita takut terus, kita tidak akan bisa maju, yang penting kami sudah memenuhi protokol kesehatan, memakai masker dan hand sanitizer," kata dia.
Setelah berangsur lengang pada pukul 01.00 WIB, petugas kemudian mensterilisasi kawasan itu dengan menyemprotkan cairan disinfektan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Meski demikian, masyarakat tetap datang dan berkerumun di trotoar pada sisi kanan dan kiri simpang empat pusat Kota Gudeg itu mendekati pukul 00:00 WIB.
Sebagian mereka tampak berdiri dan saling bercengkrama dan lainnya sibuk mengabadikan suasana dengan gawai.
Satu jam sebelumnya, potensi kerumunan masih bisa dicegah oleh petugas. Namun, mendekati pergantian tahun, jumlah warga yang berkumpul di trotoar kawasan tersebut semakin menumpuk tanpa menghiraukan imbauan membubarkan diri.
Kerumunan berangsur terurai pada pukul 00.30 WIB setelah petugas gabungan TNI/Polri dan Satpol PP membubarkan secara paksa dan meminta mereka kembali ke rumah masing-masing.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menduga munculnya kerumunan orang saat momentum pergantian tahun itu karena mereka kebingungan dan mengira ada pesta kembang api.
"Mereka kebingungan mau nonton apa kan tidak ada apa-apa kemudian mereka kembali," kata Heroe saat ditemui di kawasan itu.
Ia mengklaim jumlah orang yang memadati kawasan pusat Kota Yogyakarta itu tak lebih banyak jika dibandingkan hari-hari biasa.
Apalagi Pemkot Yogyakarta telah memasang pagar barikade di setiap sudut dengan harapan mempersulit orang berkerumun di kawasan itu.
"Saya melihat malah tidak ada kerumunan. Dibanding hari-hari biasa malah lebih banyak hari biasa sebenarnya," kata dia yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta ini.
Seorang wisatawan asal Bandung Jawa Barat Ethan (26), mengaku telah mengetahui imbauan larangan perayaan pesta kembang api di saat masa pandemi COVID-19 di Yogyakarta.
"Ya datang cuma mau lihat sih katanya di sini (Nol Kilometer) kan suka ramai. Iseng juga siapa tahu ada kembang api," kata dia.
Sementara itu, pengunjung lain asal Pekalongan, Jawa Tengah, Feni (25) mengatakan ingin menikmati suasana pergantian tahun di Yogyakarta dengan menerapkan protokol kesehatan.
Meski di masa pandemi, ia mengaku tidak khawatir dengan potensi penularan COVID-19.
"Kalau kita takut terus, kita tidak akan bisa maju, yang penting kami sudah memenuhi protokol kesehatan, memakai masker dan hand sanitizer," kata dia.
Setelah berangsur lengang pada pukul 01.00 WIB, petugas kemudian mensterilisasi kawasan itu dengan menyemprotkan cairan disinfektan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021