Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) yang diluncurkan Kementerian Pertanian bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Bappenas di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan telah berjalan dengan sesuai harapan. 

Para petani di daerah itu dapat merasakan manfaat adanya program yang bertujuan mencapai keberlanjutan melalui sistem irigasi yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan petani serta kedaulatan pangan.

Sejak 2019 – 2021, di Kabupaten Batola terdapat lima desa merupakan daerah irigasi rawa yang menerapkan program IPDMIP yakni, Desa Banitan (Kecamatan Bakumpai) dengan luas areal 292 hektare, Desa Badandan (Cerbon) seluas 706,8 hektare, Desa Andaman (Anjir Pasar) seluas 150 hektare,  Desa Karya Indah (Tabukan) seluas 200 hektare, dan Desa Bantuil (Cerbon) seluas 247,2 hektare. 

Para petani di Desa Banitan melakukan tanam perdana Padi Unggul Varietas Inpara 2,Selasa (15/12). 

Tanam di lahan Kelompok Tani Sarai Serumpun seluas 150 hektare tersebut juga diikuti Kepala Bappelitbang Batola Zulkifli Yadi Noor sebagai Pengelola Program IPDMIP bertindak sebagai District Project Management Unit/DPMU (Unit Manajemen Proyek Kabupaten), Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Batola Murniati dan Kabid Sumber Daya Air Saprani mewakili Kadis PUPR Batola. 

Kepala Bappelitbang Batola Zulkifli Yadi Noor menerangkan, kegiatan penanaman padi unggul di Banitan merupakan kolaborasi dari tiga  SKPD pelaksana IPDMIP yang didukung penuh Pemkab Batola dari dana APBD 2020 dalam bentuk pengadaan sarana produksi (saprodi) pertanian. 

Sementara Distan TPH Batola, sebut dia,  memberikan bantuan dua unit alsintan berupa hand tracktor untuk mempermudah proses pengolahan lahan tanam.

“Kita berharap melalui program IPDMIP yang disertai pembenahan irigasi ini dapat meningkatkan produksi padi dengan tanam menjadi dua kali setahun dan luas tanam bertambah,” ucapnya.

Dia menyatakan,  di Desa Banitan irigasi yang direhab dari pihak PUPR Batola sekitar 200-an hektare. 

Sementara, Kepala Distan TPH Batola Murniati mengatakan, selaku SKPD terkait dalam pengembangan pertanian tentunya berupaya menerapkan program secara maksimal. 

Di samping itu, ungkap dia, juga mendukung penyediaan alsitan di samping juga memberikan bimbingan dan pembinaan dari para penyuluh kepada para petani terkait penerapan teknologi IPDMIP.

Ditambahkan Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Batola, Saprani, dalam menunjang program IPDMIP di Desa Banitan pihaknya telah melaksanakan rehabilitasi saluran-saluran (handil) dan pembuatan pintu-pintu air lebih kurang 14 buah dalam upaya pengaturan air.

Selain itu, lanjut Saprani, pihaknya juga membuat suatu lembaga yang dinamakan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan harapan melalui keberadaannya para petani bisa menjaga keberlangsungan keberadaan saluran maupun pintu air.

Terpisah, Ketua Kelompok Tani (KT) Karang Paci Rajidin mengaku, bersyukur daerahnya mendapatkan program pengembangan pertanian penanaman padi unggul melalui IPDMIP.

Dia mengakui, sebelumnya buta terhadap pengembangan padi unggul, namun berkat adanya bimbingan, arahan serta dukungan peralatan dan pengaturan air melalui irigasi sehingga mereka mulai memahami teknologi penerapannya. 

Manfaat lainnya, tambah Rajidin, para petani juga mendapatkan bantuan berupa bibit, pupuk, obat-obatan pertanian seperti racun dan lainnya. 

“Yang sangat berarti yaitu dengan disediakannya hand tracktor serta upah bagi pengemudinya, sementara petani tinggal menanamnya,” paparnya. 

Hal senada juga diutarakan Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Banitan Arbainah. 

Ketua KT Bunga Teratai itu sangat bersyukur diberikannya program IPDMIP. 

Dia meyakini,  melalui program tersebut  mampu meningkatkan produksi padi melalui tanam dua kali setahun.

Arbainah pun mengaku siap bekerja keras untuk meningkat hasil pertanian melalui tanam dua kali setahun dengan pola tanam satu  kali padi unggul dan satu  kali padi lokal. 

“Bagi kami di Desa Banitan ini sudah terbiasa bekerja keras dan berlumur lumpur dalam menggarap sawah,” pungkasnya.
 
Petani di Desa Banitan melakukan tanam perdana Padi Unggul Varietas Inpara 2,Selasa (15/12).Foto:Antaranews Kalsel/Humas Batola.

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020