Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Masyarakat Suku Banjar yang tergabung dalam Pertubuhan Banjar Malaysia menginginkan adanya penerbangan langsung antara Bandara di Kuala Lumpur Malaysia dengan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin (Indonesia) dan sebaliknya.


Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Pertubuhan Banjar Malaysia dengan Forum Silaturahmi Kulaan Banjar Banua (FSKB) Kalimantan Selatan, di Sungai Manik, Negeri Perak Malaysia, pekan lalu, kata anggota FSBK Amanul Yakin di Banjarmasin, Rabu.

Dalam perbincangan dengan puluhan orang tokoh Suku Banjar di perantauan negeri jiran tersebut, hampir semuanya berkinginan sekali melihat tanah leluluhur Banua (Kalimantan Selatan).

Tetapi kebanyakan mereka tidak tahu persis harus bagaimana melakukan kunjungan ke tanah leluluhur tersebut, karena itu mereka berharap adanya penerbangan langsung antara kota di kedua negara bertetangga itu.

Sebab selama ini antar dua kota tersebut tak ada penerbangan langsung, selalu harus transit baik melalui Jakarta, Surabaya, Nandung, atau Balikpapan, sehingga dinilai kurang efisien.

Menurut mantan Kepala Biro Humas Pemrov Kalsel tersebut, beberapa kali pertemuan antara warga Banjar Malaysia dangan FSKB yang intinya adanya keinginan saling mengunjungi satu sama lain, apalagi dari mereka kebanyakan tidak tahu persis tanah juriat, dan ingin melihat kampung halaman nenek moyang di Kalsel.

Kunjungan FSKB ke Malaysia selama sembilan 17-26 Oktober 2014 dimulai ke Kuala Lumpur ke negeri Selangor, Negeri Sembilan, Melaka, Johor Bahru, Pulau Penang, dan Negeri Perak.

Pemukiman banjar yang disambangi dalam lawatan sebanyak 19 orang tersebut, seperti ke Bangi, kampung Bukit Melintang 80 persen penduduknya orang Banjar, Batu Pahat, Ayer Hitam, Sekudai, Bagan Serai, Sungai Manik, Teluk Intan, Bagan Datuk, dan beberapa lagi.

Dalam kunjungan itu menyempatkan menyaksikan Konvoi mobil kulaan atau Kulaan Adventure Team, vestifal budaya Banjar seperti pembuatan kue-kue Banjar dan adat Bapukung di Desa Bukit Melintang, kunjungi mesjid tinggi masjid buatan Suku Banjar di Bagan Serai, dimana semua bahan bangunan seperti kayu ulin dan atap sirap di datangkan langsung dari Banua Lawas, Kelua Kabupaten Tabalong Kalsel.

Kemudian bertemu dengan puluhan bahkan ratusan warga Banjar di Sungai Manik serta di Kuala Sungai Manik, dan menikmati jamuan makan makanan khas Banjar dan penganan khas Banjar, serta menyaksikan pertanian modern menggunkanan mekanik oleh Suku banjar Malaysia di kawasan tersebut.

Dalam kunjungan atau batiti FSKB ke Malaysia tak lain untuk mengeratkan persaudaraan, kedua belah pihak sepakat menjalin persaudaraan yang lebih dekat, dengan tujuan eratkan hubungan kekeluargaan yang selama ini agak terputus, sekaligus sebagai wadah atau wahana menjembati bagi siapa saja kedua belah pihak untuk mencari juriat di dua negara berbeda tersebut.

Banyak Suku Banjar yang sudah lama bermukim di Malaysia ingin mencari juriat keluarga yang ada di banua asal Kalimantan selatan, tetapi setelah hubungan lama terputus sekarang sudah kehilangan jejak untuk mencari juriat tersebut.

Atau sebaliknya warga Banua di kalsel yang sudah kehilangan jejak untuk mencari juriat keluarga yang madam (merantau) ke Malaysia puluhan bahkan ratusan tahun silam.

  Melalui FSKB dan Kulaan Malaysia inilah akan menjadi jembatan bagi mereka yang terputus hubungan keluarga tersebut untuk saling mengetahui kedua belah pihak, dan kalau perlu dipertemukan.    

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014