Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan lemahnya testing diyakini belum mencerminkan kasus riil COVID-19 yang belakangan mulai melandai.

"Seiring dengan pelambatan pertumbuhan kasus baru dalam dua minggu terakhir, jumlah penduduk yang dites dengan PCR juga mengalami penurunan," kata dia di Banjarmasin.

Menurut dia, dalam upaya menekan laju pertumbuhan dan penyebaran COVID-19 maka strategi 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan serta 3T (testing, tracing, dan treatment) sangat penting untuk dapat diimplimentasi dan dilaksanakan secara konsisten.

Dijelaskan Muttaqin, penurunan kasus positif harian dalam dua minggu terakhir yang diindikasikan karena turunnya jumlah pendudukan yang diambil sampel tesnya dapat dikaitkan dengan angka positive rate.

Misalnya ketika jumlah hasil tes PCR penduduk menurun pada minggu ke-3 dan ke-4 Oktober, maka angka positive rate mengalami peningkatan. Pada minggu ke-2 Oktober rata-rata positive rate harian berada pada level 13 persen, maka pada minggu ke-3 dan ke-4 positive rate harian naik menjadi 14 persen dan 15 persen.

Indonesia angka positive rate masih tinggi. Pada 3 November, akumulasi jumlah penduduk yang terkonfirmasi positif mencapai 418.375 kasus dan dengan jumlah penduduk yang sudah menjalani pengambilan sampel tes usap dan tes PCR sebanyak 2,94 juta maka angka positive rate nasional 14.22 persen. 

Angka 14 persen positive rate memiliki makna bahwa setiap 100 penduduk yang diambil sampel tesnya, maka rata-rata terdapat 14 orang yang hasilnya terkonfirmasi terinfeksi COVID-19.

"Pemerintah harus terus meningkatkan jumlah tes harian agar semakin besar potensi untuk menjaring dan mengisolasi pertumbuhan dan penyebaran COVID-19," kata dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM itu.

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020