Sebanyak 83,1 persen siswa merindukan suasana sekolah selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), menurut hasil riset yang dilakukan oleh konsultan pendidikan, Vivid Argarini.
"Yang paling ternyata dirindukan adalah bertemu dengan suasana sekolah. Mereka kangen dengan suasana sekolah yang menyenangkan. Kedua, adalah teman, ketiga adalah guru," ujar Vivid, dalam acara "Satu Gawai, Solusi Untuk Semua" yang digelar Samsung secara virtual, Jumat.
Lebih lengkap, riset tersebut menemukan bahwa sebanyak 77,9 persen mengatakan merindukan teman, sementara 45,1 persen merindukan guru.
Riset tersebut juga mencari tahu kebiasaan siswa setelah PJJ. Sebanyak 62,9 persen menyebutkan beristirahat atau tidur, sementara 57,3 persen mengerjakan tugas, dan 56,5 persen bermain.
Sementara itu, sebanyak 54,8 persen siswa yang mengikuti riset tersebut mengatakan selama PJJ waktu bermain mereka lebih panjang. Namun, 45,2 persen mengatakan sebaliknya, bahwa mereka tidak merasa PJJ membuat waktu bermain lebih panjang.
Soal bermain, selama PJJ, sebagian besar siswa, atau 92,2 persen bermain menggunakan ponsel pintar, sementar sebanyak 35 persen bermain menggunakan laptop, dan 9,2 persen bermain menggunakan tablet.
Dalam melakukan PJJ, menurut Vivid menyarankan agar orang tua ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran agar anak tidak merasa terbebani, penat, hingga stres saat harus belajar di rumah saja.
"Buat perencanaan untuk menunjang silabus pokok-pokok, poin-poin, pembelajaran. Sehingga, anak tidak merasa pembelajaran ini dia sendiri, jadi kita sebagai orang tua juga membantu mencari tambahan informasi dari silabus yang sudah diberikan," ujar Vivid.
Selain beljar, Vivid juga memberi saran agar orang tua melakukan kegiatan lain yang menyenangkan bersama anak, misalnya olahraga bersama.
"Atau virtual tur. Karena belum bisa datang ke museum, jadi tur virtual bisa jadi alternatif, karena ini ada rekreasinya, ada edukasi, ada hiburannya juga," Vivid menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Yang paling ternyata dirindukan adalah bertemu dengan suasana sekolah. Mereka kangen dengan suasana sekolah yang menyenangkan. Kedua, adalah teman, ketiga adalah guru," ujar Vivid, dalam acara "Satu Gawai, Solusi Untuk Semua" yang digelar Samsung secara virtual, Jumat.
Lebih lengkap, riset tersebut menemukan bahwa sebanyak 77,9 persen mengatakan merindukan teman, sementara 45,1 persen merindukan guru.
Riset tersebut juga mencari tahu kebiasaan siswa setelah PJJ. Sebanyak 62,9 persen menyebutkan beristirahat atau tidur, sementara 57,3 persen mengerjakan tugas, dan 56,5 persen bermain.
Sementara itu, sebanyak 54,8 persen siswa yang mengikuti riset tersebut mengatakan selama PJJ waktu bermain mereka lebih panjang. Namun, 45,2 persen mengatakan sebaliknya, bahwa mereka tidak merasa PJJ membuat waktu bermain lebih panjang.
Soal bermain, selama PJJ, sebagian besar siswa, atau 92,2 persen bermain menggunakan ponsel pintar, sementar sebanyak 35 persen bermain menggunakan laptop, dan 9,2 persen bermain menggunakan tablet.
Dalam melakukan PJJ, menurut Vivid menyarankan agar orang tua ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran agar anak tidak merasa terbebani, penat, hingga stres saat harus belajar di rumah saja.
"Buat perencanaan untuk menunjang silabus pokok-pokok, poin-poin, pembelajaran. Sehingga, anak tidak merasa pembelajaran ini dia sendiri, jadi kita sebagai orang tua juga membantu mencari tambahan informasi dari silabus yang sudah diberikan," ujar Vivid.
Selain beljar, Vivid juga memberi saran agar orang tua melakukan kegiatan lain yang menyenangkan bersama anak, misalnya olahraga bersama.
"Atau virtual tur. Karena belum bisa datang ke museum, jadi tur virtual bisa jadi alternatif, karena ini ada rekreasinya, ada edukasi, ada hiburannya juga," Vivid menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020