Desa Halunuk, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) memiliki destinasi wisata alam, berupa BalantingParing atau BambooRafting Liang Lahung, untuk menjajal tantangan dan menikmati pesona alam pengununganMeratus yang asri bagi para pengunjung atau wisatawan.
Kepala Desa Halunuk, Mahmudin, mengatakan obyek wisata ini dibuka sejak bulan Agustus 2020 lalu, tepatnya tanggal 20 Agustus 2020 resmi dibuka setelah ada koordinasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata (Disporapar) Kabupaten HSS.
"Untuk tarif berdasarkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 9 tahun 2020, bea masuknya setiap orang Rp3 ribu, tarif parkir Rp2 ribu untuk kendaraan roda dua serta Rp5 ribu untuk kendaraan roda empat," katanya.
Dijelaskan dia, untuk balanting paringtarifnya Rp100 ribu per buah untuk tiga orang termasuk joki lanting dengan jarak perjalanan kurang lebih ditempuh satu jam, kemudian ada rute lebih jauh sampai ke Padang Batung tepatnya di Durian Rabung itu sekitar Rp300 ribu, juga untuk tiga orang," katanya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sempat ditutup, objek wisata bamboo rafting Loksado kembali dibuka
Asisten Administrasi Pembangunan dan Kemasyarakatan Setda HSS Sasmi Rifani, mengatakan, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSSkemarin, sesuai arahan Bupati HSS agar tempat-tempat wisata baru yang dibuka oleh warga di desa ini diinventarisir.
Menurut dia, hal ini dalam rangka untuk membina ke depannya, dan para pengelola sudah diberikan informasi-informasi agar setiap tempat wisata ini menerapkan protokol kesehatan.
Pemerintah daerah akan berusaha untuk mendorong agar tempat-tempat wisata yang baru ini lebih dikembangkan, kalau memang ada masukan-masukan dari warga masyarakat, dapa disampaikan melaluiSKPDterkait.
"Maka bagi masyarakat agar masyarakat yang membuka tempat wisata ini sering-sering berkoordinasi dengan dinas yang menangani, dalam hal ini DisporaparHSS dan akan dipantau tempat-tempat wisata tersebut, termasuk kalau memang aksesnyainfrastruktur seperti masih kurang mendukung," katanya.
Solusi untuk infrastruktur tersebut tentu akan dikaji bersama, melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), disamping kalau dana desa tidak memungkinkan lagi sebab sebelumnya ada refocusing anggaran untuk penanganan pandemiCOVID-19.
Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika HSS, Hj Rahmawati, mengatakanke depannya pihaknya berharap agar pengelolaan di lokasi wisata ini sinergis dan terintegrasi, di mana masyarakat betul-betul komitmen untuk mengembangkan potensi wisata.
Kemudian juga masyarakat di sini kondusif semuanya, karena yang utama itu adalah menjaga untuk protokol kesehatan dan kebersihannya, karena rata-rata kalau tempat wisata itu biasanya pengunjung kalau tidak kita edukasi juga kadang-kadang sembarangan buang sampah.
Baca juga: Sensasi "bamboo rafting" memikat wisatawan ke Loksado
"Pengelola supaya menyiapkan tempat pembuangan sampah, sehingga pengunjung kalau melihat ada disiapkan, mau tidak mau mereka juga bertekad untuk menjaga kebersihan, sebab dengan upaya itulah untuk menjaga kelanggengan tempat lokasi wisata," katanya.
Selain itu, dengan adanya lokasi wisata di sini berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, adanya siklus ekonomi yang lebih baik sehingga kesulitan masyarakat sampai ke pelosok dapat teratasi.
Pengelola Liang Lahung, Yusuf, mengharapkan tingkat kunjungan ke tempat wisata tersebut terus bertambah, para pengunjung terus berminat datang untuk berwisata air di Liang Lahung.
"Kami juga berterima kasih kepada jajaran Pemkab HSSmelalui Dinas Kominfoyang telah mengunjungi kami, dan berwisata BalantingParingatau biasa juga disebut ArumJeram," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Kepala Desa Halunuk, Mahmudin, mengatakan obyek wisata ini dibuka sejak bulan Agustus 2020 lalu, tepatnya tanggal 20 Agustus 2020 resmi dibuka setelah ada koordinasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata (Disporapar) Kabupaten HSS.
"Untuk tarif berdasarkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 9 tahun 2020, bea masuknya setiap orang Rp3 ribu, tarif parkir Rp2 ribu untuk kendaraan roda dua serta Rp5 ribu untuk kendaraan roda empat," katanya.
Dijelaskan dia, untuk balanting paringtarifnya Rp100 ribu per buah untuk tiga orang termasuk joki lanting dengan jarak perjalanan kurang lebih ditempuh satu jam, kemudian ada rute lebih jauh sampai ke Padang Batung tepatnya di Durian Rabung itu sekitar Rp300 ribu, juga untuk tiga orang," katanya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sempat ditutup, objek wisata bamboo rafting Loksado kembali dibuka
Asisten Administrasi Pembangunan dan Kemasyarakatan Setda HSS Sasmi Rifani, mengatakan, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSSkemarin, sesuai arahan Bupati HSS agar tempat-tempat wisata baru yang dibuka oleh warga di desa ini diinventarisir.
Menurut dia, hal ini dalam rangka untuk membina ke depannya, dan para pengelola sudah diberikan informasi-informasi agar setiap tempat wisata ini menerapkan protokol kesehatan.
Pemerintah daerah akan berusaha untuk mendorong agar tempat-tempat wisata yang baru ini lebih dikembangkan, kalau memang ada masukan-masukan dari warga masyarakat, dapa disampaikan melaluiSKPDterkait.
"Maka bagi masyarakat agar masyarakat yang membuka tempat wisata ini sering-sering berkoordinasi dengan dinas yang menangani, dalam hal ini DisporaparHSS dan akan dipantau tempat-tempat wisata tersebut, termasuk kalau memang aksesnyainfrastruktur seperti masih kurang mendukung," katanya.
Solusi untuk infrastruktur tersebut tentu akan dikaji bersama, melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), disamping kalau dana desa tidak memungkinkan lagi sebab sebelumnya ada refocusing anggaran untuk penanganan pandemiCOVID-19.
Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika HSS, Hj Rahmawati, mengatakanke depannya pihaknya berharap agar pengelolaan di lokasi wisata ini sinergis dan terintegrasi, di mana masyarakat betul-betul komitmen untuk mengembangkan potensi wisata.
Kemudian juga masyarakat di sini kondusif semuanya, karena yang utama itu adalah menjaga untuk protokol kesehatan dan kebersihannya, karena rata-rata kalau tempat wisata itu biasanya pengunjung kalau tidak kita edukasi juga kadang-kadang sembarangan buang sampah.
Baca juga: Sensasi "bamboo rafting" memikat wisatawan ke Loksado
"Pengelola supaya menyiapkan tempat pembuangan sampah, sehingga pengunjung kalau melihat ada disiapkan, mau tidak mau mereka juga bertekad untuk menjaga kebersihan, sebab dengan upaya itulah untuk menjaga kelanggengan tempat lokasi wisata," katanya.
Selain itu, dengan adanya lokasi wisata di sini berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, adanya siklus ekonomi yang lebih baik sehingga kesulitan masyarakat sampai ke pelosok dapat teratasi.
Pengelola Liang Lahung, Yusuf, mengharapkan tingkat kunjungan ke tempat wisata tersebut terus bertambah, para pengunjung terus berminat datang untuk berwisata air di Liang Lahung.
"Kami juga berterima kasih kepada jajaran Pemkab HSSmelalui Dinas Kominfoyang telah mengunjungi kami, dan berwisata BalantingParingatau biasa juga disebut ArumJeram," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020