Direktur Eksekutif Indikitor Burhanuddin Mutadi mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaganya pada 14-19 September 2020 terhadap tiga pasangan Calon Bupati Kabupaten Tanah Bumbu menyebutkan pasangan Zairulla Azhari dan Muhammad Rusli paling populer.

Menurut Burhanuddin, berdasarkan hasil simulasi kepada tiga pasangan calon yang akan bertarung pada Pilkada Tanah Bumbu 2020, Zairullah Azhar-Muh Rusli paling banyak dipilih,59,8%.

Kemudian Syafruddin H Maming-Muh Alpiya Rakhman sebanyak 20,1 persen dan Mila Karmila-Zainal Arifin mendapatkan 1,5 persen, sementara responden belum menyebutkan pilihan 18,5 persen.

Burhanuddin mengatakan, popularitas merupakan hal mendasar dalam politik elektoral, karena tidak mungkin dipilih jika tidak  dikenal. 

Namun, tambah dia, populer juga belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai. 

"Oleh karena itu  populer saja tidak cukup, citra personal calon juga harus positif," katanya.

Menurut dia, berdasarkan hasil survei, M Zairullah Azhar paling populer ketimbang calon Bupati lainnya, saat ini  sudah dikenal oleh sekitar 88,8% dan disukai oleh 85,1% dari yang mengenalnya.

Sedangkan Syafruddin H Maming dikenal 62,6% warga dan disukai 69,8% dari yang mengenalnya, sementara Mila Karmila baru dikenal 14,2% warga dan disukai 34,8% dari yang mengenalnya.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Tanah Bumbu yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

"Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling," katanya.

Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 820 orang, dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 820 responden 
memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Sampel berasal dari seluruh Kecamatan yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara, kata Burhanuddin, dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). 

Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. (Rilis)

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020