Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Antrean panjang kendaraan bermotor untuk mendapatkan premium bersubsidi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan sekitarnya mulai berkurang.
Pada Minggu, di sejumlah SPBU di Banjarmasin dan daerah sekitarnya antrean panjang kendaraan bermotor untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terutama jenis premium terlihat mulai berkurang.
Di SPBU di Jalan Ahmad Yani Km6 Banjarmasin atau di dekat batas kota tersebut, antrean mobil untuk mengisi premium bersubsidi tidak lagi sampai pintu masuk tempat pengisian BBM itu.
Keadaan yang hampir serupa juga terlihat pada beberapa SPBU luar kota Banjarmasin, seperti di Jalan Ahmad Yani Km9, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar dan Jalan Ahmad Yani Km19 --yang masuk wilayah Kota Banjarbaru, demikian laporan wartawan Antara.
Sebagai contoh pada SPBU di Km19 antrean mobil untuk mengisi premium bersubsidi hanya terlihat sekitar lima unit mobil. Begitu pula jenis kendaraan bermotor roda dua antreannya paling banyak belasan unit.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya atau sekitar sepekan lalu, antrean panjang mobil maupun sepeda motor untuk mendapatkan premium bersubsidi di sejumlah SPBU di berbagai wilayah Kalsel terlihat mengular.
Namun pengumuman atau imbauan pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel masih tertempel dan berlaku, seperti ketentuan untuk premium bagi mobil maksimal mengisi Rp100.000 dan solar Rp150.000.
Ketika ditanya, petugas SPBU Km19 mengungkapkan, di pengisian bahan bakar tempatnya bertugas tersebut tidak ada pengurangan pasokan selama ribut-ribut atau adanya isu rencana kenaikan harga BBM belakangan ini.
"Tapi untuk antisipasi kelangkaan BBM bersubsidi, Pemprov Kalsel membuat imbaun. Imbauan tersebut wajar-wajar saja agar pengguna BBM bersubsidi, baik jenis premium maupun solar tidak kelimpungan," ujarnya.
Pemandangan yang berbeda pula dengan mobil yang menggunakan BBM jenis solar, seperti truk antrean masih tetap panjang untuk mendapatkan bahan bakar bersubsidi tersebut.
Sebagaimana terlihat pada SPBU di Km19 dan Jalan Ahmad Yanis Km26 Landasan Ulin, Banjarbaru, antrean truk untuk mengisi solar bersubsidi masih tampak panjang, meluber sampai ke pinggir/tepi jalan umum.
Antrean panjang kendaraan bermotor pada sejumlah SPBU di wilayah Kalsel tersebut sempat membuat kemarahan Dewan Minyak Nasional (DMN) yang melakukan kunjungan kerja ke Banjarmasin beberapa hari lalu.
Menurut DMN, antrean panjang di Kalsel tersebut karena dipicu pemberitaan yang terlihat pada beberapa kota di Pulau Jawa, sehingga masyarakat menjadi panik.
"Padahal persediaan BBM cukup, baik premium maupun solar, dan pemerintah tidak menaikan harga bahan bakar yang menjadi kebutuhan rakyat banyak itu," ujar DMN.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Pada Minggu, di sejumlah SPBU di Banjarmasin dan daerah sekitarnya antrean panjang kendaraan bermotor untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terutama jenis premium terlihat mulai berkurang.
Di SPBU di Jalan Ahmad Yani Km6 Banjarmasin atau di dekat batas kota tersebut, antrean mobil untuk mengisi premium bersubsidi tidak lagi sampai pintu masuk tempat pengisian BBM itu.
Keadaan yang hampir serupa juga terlihat pada beberapa SPBU luar kota Banjarmasin, seperti di Jalan Ahmad Yani Km9, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar dan Jalan Ahmad Yani Km19 --yang masuk wilayah Kota Banjarbaru, demikian laporan wartawan Antara.
Sebagai contoh pada SPBU di Km19 antrean mobil untuk mengisi premium bersubsidi hanya terlihat sekitar lima unit mobil. Begitu pula jenis kendaraan bermotor roda dua antreannya paling banyak belasan unit.
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya atau sekitar sepekan lalu, antrean panjang mobil maupun sepeda motor untuk mendapatkan premium bersubsidi di sejumlah SPBU di berbagai wilayah Kalsel terlihat mengular.
Namun pengumuman atau imbauan pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel masih tertempel dan berlaku, seperti ketentuan untuk premium bagi mobil maksimal mengisi Rp100.000 dan solar Rp150.000.
Ketika ditanya, petugas SPBU Km19 mengungkapkan, di pengisian bahan bakar tempatnya bertugas tersebut tidak ada pengurangan pasokan selama ribut-ribut atau adanya isu rencana kenaikan harga BBM belakangan ini.
"Tapi untuk antisipasi kelangkaan BBM bersubsidi, Pemprov Kalsel membuat imbaun. Imbauan tersebut wajar-wajar saja agar pengguna BBM bersubsidi, baik jenis premium maupun solar tidak kelimpungan," ujarnya.
Pemandangan yang berbeda pula dengan mobil yang menggunakan BBM jenis solar, seperti truk antrean masih tetap panjang untuk mendapatkan bahan bakar bersubsidi tersebut.
Sebagaimana terlihat pada SPBU di Km19 dan Jalan Ahmad Yanis Km26 Landasan Ulin, Banjarbaru, antrean truk untuk mengisi solar bersubsidi masih tampak panjang, meluber sampai ke pinggir/tepi jalan umum.
Antrean panjang kendaraan bermotor pada sejumlah SPBU di wilayah Kalsel tersebut sempat membuat kemarahan Dewan Minyak Nasional (DMN) yang melakukan kunjungan kerja ke Banjarmasin beberapa hari lalu.
Menurut DMN, antrean panjang di Kalsel tersebut karena dipicu pemberitaan yang terlihat pada beberapa kota di Pulau Jawa, sehingga masyarakat menjadi panik.
"Padahal persediaan BBM cukup, baik premium maupun solar, dan pemerintah tidak menaikan harga bahan bakar yang menjadi kebutuhan rakyat banyak itu," ujar DMN.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014