Pelaihari,  (Antaranews Kalsel) - Banjir tahunan yang menjadi langganan bagi masyarakat Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimatan Selatan, salah satu penyebab, karena dangkalnya Sungai Karau yang hingga saat ini belum pernah dilakukan normalisasi.


Camat Kurau, Ferhad Norallah mengemukakan itu, di Pelaihari, ibu kota Tanah Laut (Tala), sekitar 65 kilometer timur Banjarmasin, Kamis, seraya berharap, agar pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat menyikapi masalah tersebut.

Menurut dia, selama normalisasi Sungai Kurau tidak dilakukan, maka langganan banjir tahunan tidak akan bisa diantisipasi dan ini sangat berdampak pada kondisi masyarakat.

"Akibat banjir yang tingginya sekitar satu meter, tidak saja melumpuhkan kegiatan, namun yang lebih parah lagi, peralatan rumah tangga masyarakat cepat rusak," ujarnya.

Ia mengatakan, bila dilakukan normalisasi, maka air kiriman dari Kecamatan Bati-Bati Tala dan Banjarbaru melalui Sungai Kurau tidak lagi meluap dan banjir tidak akan lagi terjadi.

"Kiriman air dari Bati-Bati dan Banjarbaru itu masuk ke Sungai Kurau, karena kondisinya dangkal maka air meluap dan menyebabkan banjir," terangnya.

Ia menambahkan, permasalahan tersebut sudah berulang-ulang dilaporkan ke pemkab, baik secara lisan maupun di musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten Tala.

"Berulang kali masalah ini saya ungkapkan di Musrenbang, namun tidak juga ditanggapi. Akibatnya masyarakat selalu menjadi langganan banjir," ujarnya.

Ia berharap, anggota DPRD Tala bisa memperhatikan permasalahan tersebut bersama pemkab setempat, agar masyarakat tidak lagi dirugikan karena musibah banjir.

"Apalagi Kecamatan Kurau merupakan sentra produksi pertanian di `Bumi Tuntung Pandang` Tala, dan sebagian hasilnya juga dipasarkan ke Banjarmasin serta daerah tetangga yaitu Banjarbaru," ujarnya. ***3***

(T.KR-SHN/B/F003/F003) 14-08-2014 21:46:52

Pewarta: Sukarli

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014