Barabai,  (Antaranews Kalsel) - Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia H Ryaas Rasyid berpendapat, umat Islam di negerinya bisa terpinggirkan bila tidak siap dalam berbangsa dan bernegara.


"Sebab itu, umat Islam Indonesia harus betul-betul siap bila tak ingin terpinggirkan," ujarnya pada silaturahmi Idul Fitri 1435 Hijriah Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Kalimantan Selatan, di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Sabtu.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI 2000 - 2001 dan mantan Ketua Umum Pengurus Pusat KB-PII itu mempertanyakan, apakah umat Islam yang besar di Indonesia bisa berperan ?

Menurut anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang pemerintahan dan reformasi birokrasi sejak tahun 2010 itu, jumlah umat Islam yang cukup besar, bukan jaminan bila tanpa mutu.

"Jika tanpa mutu, maka tidak heran kalau umat Islam dengan jumlah yang banyak hanya akan menjadi pengikut, dan lebih parah lagi sebagai korban," lanjut penggagas dan pelaksana reformasi birokrasi dan otonomi daerah di Indonesia.

Menyinggung pencitraan sebagaimana dilakukan banyak pemimpin dan tokoh-tokoh politik, menurut dia, hal tersebut merupakan politik kebohongan atau sebuah bentuk proyek penipuan atau kemunafikan.

"Yang cukup memprihatinkan, ada pemimpin agama yang baik secara sadar ataupun tidak sadar ikut terseret dalam pencitraan tersebut," ujar mantan Menteri Negara Otonomi Daerah RI itu.

Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) asal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) atau "Bumi Ayam Jago" dari timur itu mengritisi keterlibatan pemimpin agama dalam pencitraan tokoh-tokoh politik atau figur kepemimpinan tertentu.

Karena menurut dia, pencitraan itu salah dan pelakukanya atau yang terlibat bisa masuk neraka. "Mengapa bayar mahal agar masuk neraka, yang semestinya bayar mahal tersebut untuk membeli surga," katanya.

Memang, lanjutnya dengan suara lantang, iblis dan syaithan merajalela di Indonesia. "Bahkan tak jarang iblis berkelahi dengan syaithan atau sesama iblis sendiri," tuturnya dengan nada menyindir.

Sebelumnya Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin dalam sambutannya berharap, kedatangan penggagas reformasi birokrasi tersebut, di provinsinya akan memberi inspirasi dan motivasi, guna meningkatkan eksistensi KB-PII di daerah ini dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Gubernur Kalsel dua periode itu, peran Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga masa sekarang terus aktual. Karenanya pula dewasa ini memerlukan terobosan sekaligus keteladanan yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

"Hal itu bukan hanya pada tatanan wacana, tapi juga pada hal-hal konkrit yang mampu memberikan inspirasi dan menggerakan potensi bangsa, untuk memberikan kemanfaatan dalam mendukung pembangunan," lanjutnya dalam sambutan yang dibacakan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kalsel HM Thamrin.

Selain itu, tambah orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel tersebut, di tengah tumbuhnya berbagai klaim pihak tertentu, yang mengatasnamakan agama, namun dirasakan jauh dari nilai-nilai agama.

"Untuk itu pula PII atau KB-PII hendaknya juga dapat menjadi pejuang yang gigih dan benteng yang kokoh, dalam membawa dan mengibarkan panji-panji Islam sebagai agama yang rahmatan lil`alamin," demikian Rudy Ariffin.

Sementara itu, Bupati HST H Harun Nurasid juga menaruh harapan yang sama dengan Gubernur Kalsel, yaitu kedatangan anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang pemerintahan dan reformasi birokrasi tersebut mendatangkan manfaat bagi daerahnya.

Orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) HST tersebut juga berpendapat, silaturahmi Idul Fitri 1435 H bagi KB-PII Kalsel akan lebih memperkuat kerukunan atau kebersamaan dalam membangun daerah.

Di hadapan tamunya dari Jakarta dan ibu kota Kalsel itu, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim tersebut secara umum dan sekilis memaparkan berbagai keberhasil HST selama kepemimpinannya.

Keberhasilan yang diraih HST tersebut antara lain dalam menekan angka kemiskinan dan pengangguran, kalau tahun 2010 sekitar 5,2 persen, kini tinggal 1,7 persen atau terendah dari 13 kabupaten/kota se-Kalsel.

Selain itu, yang cukup membanggakan masyarakat HST, mendapat penghargaan dari pemerintah pusat berupa "Adhy Karya Pangan Nasional" karena surplus beras dan satu-satunya untuk kabupaten/kota se-Kalimantan, demikian Harun Nurasid.

Sedangkan Ketua Umum KB-PII Kalsel ustadz H Chairani Idris dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pemkab HST atau bupati setempat atas perhatian serta kerja sama yang baik selama ini.

Dalam silaturahmi Idul Fitri 1435 H yang berlangsung di Pendopo Pemkab HST tersebut juga pelantikan Pengurus Wilayah PII Kalsel periode 2014 - 2016 oleh Pengurus Besar organisasi itu dari Jakarta.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014